BANJARNEGARA, BERITABERSATU – Forum Demokrasi (Fordem) Banjarnegara menggelar Sarasehan Publik sebagai ruang refleksi dan dialog konstruktif antara pemerintah daerah, DPRD, serta masyarakat.
Agenda ini menjadi momentum penting untuk mengevaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan sekaligus memperkuat inovasi dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Dipayudha Adigraha, Banjarnegara, Jumat (17/10/2025) malam, dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Banjarnegara, jajaran DPRD, perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD), TNI-Polri, aktivis, ormas, LSM, hingga kalangan mahasiswa.
Sarasehan ini memiliki empat fokus utama, yakni evaluasi kebijakan, pengawasan partisipatif, perumusan inovasi daerah, serta penguatan komitmen sinergi antara pemerintah, DPRD, dan masyarakat.
1. Evaluasi Kebijakan: menelaah efektivitas dan dampak 10 program unggulan Bupati serta skema pembiayaan yang mendukungnya.
2. Pengawasan Partisipatif: membuka ruang bagi masyarakat untuk ikut mengawasi kinerja eksekutif dan legislatif.
3. Perumusan Inovasi: menyusun rekomendasi kebijakan guna meningkatkan efektivitas belanja daerah dan menggali potensi PAD berkelanjutan.
4. Membangun Komitmen: meneguhkan kolaborasi antara semua elemen untuk menindaklanjuti hasil evaluasi secara terukur.
“Dana Terbatas, Inovasi Tak Terbatas”
Pembina Fordem Banjarnegara, Mawing Goso, dalam sambutannya menegaskan bahwa sarasehan ini bukan sekadar forum diskusi, tetapi momentum untuk menyalakan kembali semangat perubahan di Banjarnegara.
“Kita tidak sekadar berkumpul untuk berdialog, tetapi untuk memastikan suara rakyat Banjarnegara bergema dengan bermartabat,” ujarnya, dikutip, Sabtu (18/10/2025).
Menurut Mawing, tantangan utama pemerintah daerah saat ini adalah keterbatasan anggaran, sementara kebutuhan publik dan ekspektasi masyarakat terus meningkat.
Dengan tema ‘Dana Terbatas, Inovasi Tak Terbatas’, Fordem ingin menegaskan bahwa kemajuan daerah tidak selalu ditentukan oleh besar kecilnya anggaran, tetapi oleh kreativitas dalam mengelolanya.
“Kemajuan tidak ditentukan oleh seberapa besar anggaran, melainkan seberapa cerdas kita mengelola setiap rupiah rakyat agar benar-benar bekerja untuk kesejahteraan bersama,” katanya.
Mawing menambahkan, Fordem hadir bukan sebagai pengkritik dari luar, tetapi sebagai mitra reflektif pemerintah daerah. Transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik, menurutnya, harus menjadi fondasi utama pemerintahan yang responsif dan berintegritas.
“Transparansi adalah sumber kekuatan, bukan ketakutan. Akuntabilitas adalah kehormatan, bukan kewajiban administratif. Partisipasi rakyat adalah energi peradaban, bukan gangguan politik,” tegasnya.
Fordem Dorong Inovasi PAD dan Kemandirian Fiskal
Dalam kesempatan tersebut, Fordem juga mendorong lahirnya berbagai inovasi daerah, mulai dari sektor riil, pariwisata, ekonomi kreatif, hingga digitalisasi layanan publik.
Upaya ini diharapkan mampu membawa Banjarnegara menuju kemandirian fiskal dan mengurangi ketergantungan terhadap dana transfer pusat.
Ia berharap sarasehan ini menjadi tonggak kebangkitan kolaborasi baru di Kabupaten Banjarnegara.
Bupati Amalia: Kami Berproses, Bukan Tukang Sulap
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Banjarnegara, dr. Amalia Desiana, menegaskan kembali komitmennya untuk merealisasikan visi dan misi kepemimpinannya menuju Banjarnegara Maju dan Sejahtera.
Sejak awal pencalonan, Amalia bersama Wakil Bupati Gus Wakhid Jumali telah menetapkan lima misi utama pembangunan daerah sebagai arah kebijakan selama masa kepemimpinan mereka.
Lima Misi Kepemimpinan Amalia–Wakhid
1. Meningkatkan infrastruktur dan pelayanan publik.
2. Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
3. Meningkatkan kualitas serta akses pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
4. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan.
5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan transparan.
Selain itu, Bupati Amalia juga kembali menegaskan 10 program unggulan yang telah disosialisasikan sejak masa kampanye dan kini menjadi bagian dari RPJMD Kabupaten Banjarnegara.
Sepuluh Program Unggulan Amalia–Wakhid
1. Jalan kabupaten dan jalan usaha tani (JUT) mulus.
2. Insentif untuk guru keagamaan.
3. Dana pinjaman bergulir bagi UMKM melalui BLUD.
4. Peningkatan dana ADD.
5. Pembangunan rumah sakit di wilayah Banjarnegara atas.
6. Renovasi sarana dan prasarana sekolah serta rumah ibadah.
7. Pengembangan unit bibit benih dan sarana produksi pertanian.
8. Rintisan kawasan industri ramah lingkungan.
9. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
10. Peningkatan kapasitas perangkat desa.
“Program-program ini adalah janji politis kami kepada masyarakat Banjarnegara yang akan kami perjuangkan selama lima tahun kepemimpinan. Semua sudah kami tuangkan dalam RPJMD,” jelas Bupati Amalia.
Ia menegaskan, proses pembangunan membutuhkan waktu dan tidak dapat dilakukan secara instan. “Kami tidak bisa seperti tukang sulap yang merealisasikan janji-janji dalam hitungan hari atau bulan,” ujarnya.
Tahun 2025 ini, lanjut Amalia, kami sedang menata, dan tahun 2026 kami berupaya mulai berlari. Namun kenyataannya, kami dihadapkan pada penurunan transfer daerah sekitar Rp165 miliar. Itu sedang kami evaluasi bersama.
Bupati Amalia turut menyampaikan apresiasi kepada seluruh elemen masyarakat yang telah berpartisipasi aktif dalam menjaga iklim demokrasi dan kondusivitas daerah.
“Saya berterima kasih kepada masyarakat Banjarnegara karena mampu menyalurkan aspirasi secara santun tanpa aksi anarkis,” ujarnya.
Khusus kepada kalangan mahasiswa, Amalia memberikan penghargaan atas sikap kritis dan kedewasaan mereka dalam menyampaikan aspirasi.
Menurutnya, suasana sosial yang kondusif menjadi modal penting untuk menarik investasi ke Banjarnegara. “Kondisi aman dan nyaman adalah kunci agar investor mau datang dan berinvestasi di Banjarnegara,” tegasnya.
Menanggapi pertanyaan publik mengenai kenaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK), Bupati Amalia menjelaskan bahwa fokus pemerintah saat ini bukan sekadar menaikkan angka UMK, tetapi menciptakan ekosistem usaha yang kondusif agar investor mau menanamkan modalnya.
Ia pun mengungkapkan, salah satu upaya konkret adalah menawarkan wilayah Kalibening sebagai lokasi potensial bagi investor, karena letaknya berdekatan dengan kawasan industri Batang yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
“Memang belum membuahkan hasil besar, tapi upaya ini terus kami lakukan. Kami optimistis Banjarnegara akan semakin dilirik jika terus menjaga stabilitas dan menunjukkan keseriusan membuka peluang investasi,” pungkasnya.
Penulis : Arief Ferdianto