SINJAI, BB – Guncangan dampak pandemi Covid-19 yang hampir setahun melanda bangsa ini, mengakibatkan hampir semua akses menjadi terbatas, bahkan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali pada sektor Pendidikan.
Kendati demikian, Pandemi Covid-19 bukanlah jadi penghalang bagi para guru untuk tetap mengajar dan mendidik para muridnya. Bahlan Mereka terus berjuang agar tanggung jawabnya dalam mencerdaskan anak bangsa bisa ditunaikan.
Seperti halnya yang dilakoni oleh Muh. Azhar, guru Sekolah Dasar (SD) Kambuno, Desa Pulau Harapan, Kecamatan Pulau Sembilan. Pandemi dan tempat tinggalnya yang beralamat di Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara. Dengan akses menggunakan perahu menembus ombak bukanlah penghalang baginya untuk menjalankan tugas, bahkan demi amanah dan tanggungjawabnya, Ia kerap menempati perumahan sekolah tempatnya mengajar.
Guru bersatus ASN yang terangkat pada Tahun 2019 lalu ini pun mengungkapkan, sejak wabah Covid-19 melanda, dia tidak pernah mengajar tatap muka bersama muridnya di sekolah. Hal ini semua demi mematuhi imbauan pemerintah untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.
Karena itu, para guru termasuk Azhar harus mencari cara agar murid tetap belajar meski bencana non alam sedang mewabah. Metode belajar luar jaringan (luring) pun dicetuskan. Caranya, beberapa murid berkumpul di salah satu rumah murid, lalu setiap guru termasuk dia harus berkunjung untuk melakukan aktivitas pembelajaran.
“Setiap hari lima rumah saya kunjungi, dimana setiap rumah maksimal tiga murid saya kumpul agar tidak terjadi kerumunan, biasanya 30 sampai 60 menit di satu rumah baru pindah ke rumah lain,” ujar Azhar, yang ditemui belum lama ini.
Selain itu, Alumni Universitas Negeri Makassar (UNM) ini juga kerap menerapkan metode belajar dalam jaringan (daring) dengan membuat video atau audio pembelajaran, lalu dikirimkan ke murid – muridnya.
“Jadi kami padukan antara luring dan daring, karena ada juga beberapa murid terkendala tidak punya gawai atau pulsa data,” tandasnya.
Azhar pun bercerita bagaimana suka dukanya dalam mengajar di tengah pandemi. “Kalau dukanya, harus mengajar dari rumah ke rumah, lumayan energi terpakai karena jalan kaki, tapi yang namanya tugas ya harus dijalankan. Kalau sukanya bisa lebih dekat dengan keluarga murid,” ucapnya.
Ia pun menyadari jika metode mengajar dengan Luring dan Daring tidaklah semaksimal dengan metode tatap muka di sekolah tapi karena kami para guru mendukung pencegahan Covid-19 maka metode ini harus dijalankan.
“Kalau metode luring dan daring, ya waktu mengajar yang terbatas, sementara banyaknya siswa yang akan dikunjungi dan jika kami gunakan waktu yang maksimal untuk mengajar biasanya di rumah ketiga kami sudah drop. Jadi diatur waktunya supaya lima kelompok bisa kami datangi semua,” jelasnya.
Kendati demikian, dalam menjalankan rurinitasnya, tak jarang Ia juga kerap memberikan himabaun baik kepada siswa maupun orang tuanya untuk tetap mematuhi imbaun pemerintan dan protokol kesehatan, sembari berharap agar wabah ini segera berakhir.
“Kami tentunya sangat berharap dan berdoa Pandemi Covid-19 segera berlalu agar aktifitas belajar mengajar di sekolah bisa berjalan normal seperti semula,” pungkas Azhar. (**)