API Kampus Bahas Kekerasan Akademik Melalui Diskusi Publik

0 comments

MAKASSAR, BB — Gabungan elemen Mahasiswa dari berbagai kampus di Sulawesi Selatan, yang tergabung dalam Aliansi Peduli Demokrasi (API) Kampus, menggelar diskusi publik terkait kasus kekerasan akademik yang terjadi di Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai, senin (18/3/2019)

Diskusi tersebut dihadiri oleh Nuralamsyah, korban Drop Out (DO) sekaligus sebagai narasumber dengan menceritakan kronologis kasus yang dialaminya.

Diawali diskusi, Usman, sebagai moderator menjelaskan bahwa kekerasaan akademik merupakan ancaman nyata bagi pemuda dan mahasiswa akhir-akhir ini. Bahkan makin marak terjadi di berbagai kampus.

“Ketika mereka mencoba mempertanyakan kebijakan dan transparansi kampus, mereka dikenakan skorsing bahkan DO,” katanya.

Bahkan kata Usman, kejadian ini disebabkan karena tertutupnya ruang demokrasi yang ada di Kampus, “Pembayaran kampus setiap tahunnya mengalami kenaikan, dan itu wajar ketika Mahasiswa mempertanyakan,” jelasnya.

Sementara itu, Haerul Karim dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar, mengatakan jika kejadian tersebut hampir semua kasus, 99% mereka mempertanyakan atau ingin mengetahui sesuatu yang mesti diketahui.

“Teman-teman di IAIM, di UNM sama, mereka sama-sama mempertanyakan terkait transparansi anggaran, sementara pihak birokrat kampus tidak menginginkan ada aksi demontrasi dilakukan. Tapi ini tidak bisa dihalangi, sebab semangat mahasiswa apalagi sebagai aktivis, yang apabila keinginannya tidak diterima maka mereka akan jawab dengan aksi,” ungkapnya.

Menurut Haerul, sebenarnya tidak ada yang salah jika mahasiswa mempertanyakan soal transparansi dan kebijakan karena itu sudah diatur dalam konstitusi.

“Secara regulasi itu sudah dijamin HAM, hak berekspresi dan mengeluarkan pendapat dan berpikir sudah diatur dalam undang-undang dasar, dan justru perguruan tinggi kadang mengikari,” kuncinya. (Bur)

Editor : Muh. Asdar

You may also like