Rapat di Aula Desa Bonto Tangnga Sinjai Berujung Ricuh, Kepdes Mengamuk Peserta Terluka

by redaksi
0 comments

SINJAI, BB – Rapat yang berlangsung di Desa Bonto Tangnga, kecamatan Sinjai Borong, berujung ricuh, pasalnya kedua pihak antara Kepala Desa dengan RT dan RW nya terlibat ketidak cocokan (tak bersinergi).

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan bahwa insiden ricuh saat rapat di Aula Desa Bonto Tangnga itu bermula dengan adanya pemecatan seorang RT dan RW yang dilakukan Kepala Desa.

Pemecatan dilakukan Kepala Desa yang dinilai tidak berdasar hingga pemuda bernama A. Jufriadi mempertanyakan alasan Kepala Desa memecat Firman selaku RT dan Ahmad selaku RW. Namun rupanya sang Kepdes menjawab pertanyaan tersebut dengan melontarkan nada tinggi.

“Ikofa Adi mancaji Kepala Desa baru angkat Ahmad jadi RW kamu,” ucap Kepala Desa dengan nada kental bugisnya yang ditirukan Adi sapaan akrabnya.

Mendengar jawaban sang Kepdes membuat kelompok pemuda tersebut terkejut. Pasalnya Kepala Desa menunjukkan sikap arogan terhadap masyarakatnya yang hendak mengklarifikasi permasalahan tersebut.

Namun meski begitu, lagi-lagi seorang pemuda bernama Made menyampaikan Kepdes bahwa jawaban yang dilontarkan itu merupakan bukan jawaban yang dapat menyelesaikan masalah,” Bukan jawaban seperti itu yang kita minta Pak. Apalagi kita ini kepala desa,” tutur Made.

Mendengar pertayaan pemuda tersebut, tiga orang terdekat sang Kepdes geram situasi pun berubah gaduh, mereka tiga orang terdekat Kepdes masing-masing diketahui bernama Bosying, Tuo dan Samsir yang merupakan Kepala Dusun Pattiroang langsung mengamuk. Bahkan salah satunya yakni Tuo hendak melemparkan kursi ke pemuda Made.

Kemudian Made diamankan, sementara Bosying dan si Kadus hendak menyerang peserta rapat. Salah seorang peserta rapat bernama A.jufriadi mengarahkan Kades, ia meminta agar forum diamankan.

Namun situasi pun tak sesuai yang diharapkan dalam mencapai mufakat. Lagi-lagi Kepdes dan adiknya bernama Alim tersulut emosi, keduanya menghampiri Adi sembari adik kepdes tersebut mengangkat kerah baju lalu mencekik leher Adi menyebabkan luka goresan kuku di leher.

Insiden ini didiga buntut karena perbedaan pilihan hingga kades memecat aparatnya secara tidak hormat.

Sementara itu, Kepala Desa Bonto Tangga Bahtiar, yang dikonfirmasi, berdalih tidak pernah mecekik leher pemuda Adi seperti yang dinarasikan, iya mengaku jika insiden di rapat itu hanya sebatas spontanitas.

“Jadi tidak ada yang mencekik, jika ada goresan itu tidak lebih kepada insiden spontanitas saat hendak mengamankan situasi di forum itu,” ungkap Bahtiar, selasa (5/3/2023)

Bahtiar juga mengaku, menerima dengan baik apa yang di sampaikan oleh pemuda dalam rapat itu, sembari menjelaskan jika pemberhentian RT dan RW itu lantaran memang masa SK nya telah berakhir pada akhir tahun lalu.

Terpisah, Kapolsek Sinjai Borong, Sasmito juga membenarkan adanya laporan dari Warga Bonto Tangnga yang menjadi korban dalam insiden pada rapat di Auda Kantor Desa Bonto Tangnga tersebut.

“Iya ada lapornnya, sementara ini kita sudah mengklarifikasi beberapa saksi, kita berharap ini bisa selesai secara kekeluargaan,” kuncinya. (*/AP)

You may also like