Gunung Merapi Kembali Meningkat, Truk Kodim Magelang Ikut Iring-Iringan, Ada Apa?

0 comments

JAWA TENGAH, BB – Gunung Merapi kembali bergejolak. Akibatnya, ratusan warga Dusun Babadan 1 Desa Paten Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jateng kembali mengungsi, Selada (5/1/2021) siang.

Pantauan di lapangan, proses evakuasi diutamakan bagi warga rentan, lansia, anak-anak dan ibu hamil.

Mereka (warga, red) yang dievakuasi dampak dari meningkatnya aktivitas Merapi ialah masyarakat dari daerah kawasan rawan bencana (KRB) 3.

Proses evakuasi melibatkan personel TNI Kodim 0705/Magelang, BPBD Kabupaten Magelang, Polri, dan relawan.

Sebelumnya warga sudah diberikan sosialisasi dan pengarahan dari petugas. Setelah berada di titik kumpul, warga diangkut menggunakan puluhan kendaraan menuju Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Kantor Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Magelang.

Iring-iringan kendaraan pengungsi ini terdiri dari kendaraan truk Kodim 0705/Magelang, ambulans, dan mobil relawan. Proses evakuasi berjalan lancar, tidak ada kepanikan warga saat mereka harus kembali ke lokasi pengungsian.

Danramil 15/Dukun Kapten Kav Winarto dan Camat Dukun Amin Sudrajat turut hadir dalam proses evakuasi penduduk rentan.

Menurut Amin Sudrajat, sebelumnya, warga sempat mengungsi di Banyurojo. Namun karena merasa jenuh mereka kemudian memilih pulang ke rumah.

“Pada 14 Desember 2020 warga kembali ke kampung halamannya,” ujar Amin.

Sesuai rekomendasi BPPTKG dalam status Siaga Merapi potensi bahaya berada di radius lima kilometer. Wilayah Kecamatan Dukun ada tiga desa yang terdiri dari sembilan dusun yang harus diungsikan.

Danramil Dukun Kapten Kav Winarto mengatakan, pihak Kodim 0705/Magelang mengerahkan tiga kendaraan angkut untuk memperlancar proses evakuasi warga.

“Sesuai petunjuk pimpinan, Kodim Magelang mendukung tiga kendaraan untuk proses evakuasi,” ujar Kapten Winarto di lokasi titik kumpul Dusun Babadan Desa Paten.

Sementara itu, salah satu warga Babadan 1, Nur (26) mengungkapkan saat ini mengungsi lagi karena rasa khawatir terhadap peningkatan aktivitas Gunung Merapi.

Ia mengungsi bersama orang tua dan kedua anaknya yang masih balita. Bahkan menurutnya, peningkatan Merapi itu juga sering terdengar suara gemuruh.

“Takut karena suara Merapi dan akan pulang ke pengungsian Banyurojo lagi,” ujar Nur seraya menata bekal keperluan selama mengungsi. (Muz)

You may also like