Jenlap Cipayung Kutuk Keras Tindakan Represif Petugas Keamanan Saat Aksi Evaluasi 2 Tahun Tafa’dal Jilid II

by Ardin
0 comments

BONE, BB – Pahrian Jendral Lapangan (Jenrlap) Aksi Demonstrasi Kelompok Cipayung Kabupaten Bone (HMI PMII IMM) dalam rangka Evaluasi dua tahun Tafa’dal Jilid II angkat bicara mengenai Tindakan represif terhadap 3 massa aksi yang diduga kuat dilakukan oleh oknum kepolisan Polres Bone dan Satpol PP.

Pahrian, menyebut tindakan represif yang dilakukan oknum kepolisian dan satpol pp terhadap Massa Aksi dimulai saat massa hendak masuk dengan tertib menyampaikan aksi damai ke depan Kantor Bupati namun dihalau petugas keamanan baik dari Polisi maupun Satpol PP sehingga terjadi aksi saling dorong dan berujung pemukulan.

“Saat massa saling dorong dengan petugas keamanan karena hendak masuk namun dihalau oleh polisi dan Satpol PP di situ terjadi gesekan kemudian dipukullah mahasiswa ini dengan tongkat oleh oknum polisi,” kata Pahrian, rabu (4/11/20)

Lanjut kata dia, pada saat kejadian, Pahrian tidak mampu menolong rekannya yang kena pukul, karena dirinya juga terhimpit dan dia juga mengaku ditendang oleh petugas keamanan.

Menurutnya, tindakan pemukulan terhadap aksi demonstran bukan kali pertama dilakukan oleh petugas keamanan sehingga dirinya mendesak pemerintah kota Bone untuk segera mencopot oknum Pol PP yang melakukan tindakan tidak senonoh itu.

“Oleh karena itu, saya mengutuk keras tindakan aparat Kepolisian dan Satpol PP tersebut. Kejadian seperti ini sering terjadi terhadap mahasiswa, namun dibiarkan begitu saja, kali ini jangan lagi, saya meminta kepada Ketua umum HMI PMII IMM cabang Bone agar senantiasa berkomitmen agar masalah ini diproses secara hukum. Tidak hanya itu, saya mendesak Kapolda mencopot Kapolres Bone yang gagal memberikan pengarahan kepada anggotanya untuk mengawal massa aksi dan juga copot oknum polisi yang bertindak represif pada saat menghadapi pendemo dari mahasiswa,” tegas Pahrian.

Dia juga meminta kepada Pimpinan Daerah dalam hal ini Bupati Bone bertanggung jawab atas insiden represif terhadap mahasiswa tersebut.

“Pemerintah Bone juga harus ikut bertanggung jawab dalam persoalan ini, copot oknum-oknum Polisi Pamong Praha yang melakukan tindakan represif, serta Kasat Polisi Pamong Praja Kabupaten Bone,”

“Perlu saya sampaikan bahwa kehadiran Kelompok Cipayung dengan tema Evalusi dua tahun Kepemimpinan Tafa’dal Jilid II adalah wujud kecintaan kita pada daerah, kami hadir bukan dari kelompok oposisi yang anti pemerintahan maupun kami bukan dari kelompok politik kontra pemerintahan Tafa’dal, bukan pulau kita hadir untuk membuat kerusuhan, tetapi saya sampaikan bahwa kehadiran kami adalah murni merupakan sebuah penegasan peran dan fungsi kontrol kita terhadap pemerintah yang tentu kita menginginkan hal hal yang konstruktif dalam mengawal kebijakan daerah yang berkiprah pada pembangunan yang berkelanjutan, tapi anehnya lagi kami seolah juga dianggap pemberontak dan selalu dibenturkan pada nilai-nilai adat yang kurang ajar jika menyampaikan aspirasi,” tegas Pahrian. (Iwan Taruna)

You may also like