SINJAI, BB — Pardi (59) penderita tumor, yang tinggal di Dusun Manalohe, Desa Samaturue, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai, telah dikeluarkan sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH, lantaran dianggap sudah tidak ada kategori.
Hal ini telah diungkapkan langsung oleh Salmawati, Ketua PKH Desa Samaturue, Kecamatan Tellulimpoe, kepada beritabersatu.com, pada Selasa Sore, (28/04/2020).
Salmawati, menyebutkan bahwa sebelumnya Pardi telah tercatat sebagai Keluarga Penerima Manfaat, (KPM) PKH. Namun pada tahun 2019, dia keluar karena sudah tidak ada lagi kategori.
“Iye kebetulan dia KPM PKH, baru tahun kemarin dia keluar, karena sudah tidak ada kategori. Sekarang kami dari Desa baru mengadakan pengusulan untuk BLT Desa,”
“Kalau setahu saya kategori PKH itu ada 4, (1). Anak sekolah, (2). Wanita hamil dan menyusui. (3). Disablitas. (4). Lansia. Dan setahu saya kategori di atas sudah tidak ada di dalam KK mereka. Jadi mungkin itu yang menjadi alasan utama. Tapi lebih jelasnya silahkan tanya langsung ke pendamping PKH atau Dinas Sosial,/Instansi terkait yang tahu masalah PKH, karena saya hanya Ketua saja,” kata Salmawati.
Salmawati mengakui, bahwa sebelumnya Pardi masuk kategori anak sekolah, tapi batasannya hanya sampai SMA. Dan kalau kuliah ia beralih lagi ke KIP kuliah, tapi anak-anak Pardi sudah tidak sekolah dan kuliah.
“Makanya saya klarifikasi masalah Pardi pak, kalau sebenarnya dia pernah dapat bntuan PKH dan terima juga sembako BPNT. Karena KPM yang terima PKH juga memiliki kesempatan terima sembako di BPNT selama masih ada datanya di BPNT.
“Cuma karena data yang masuk sudah valid karena sudah tidak ada kategori, salah satunya kategori anak sekolah, makanya dia sudah tidak terima lagi. Dan untuk beberapa bulan ini belum ada lagi pendataan bantuan untuk warga miskn. baru bulan ini jaid kami dari Desa berusaha memasukkan kembali di penyusulan calon penerima BLT Desa,” kata Salmawati melalui pesan WhatsAppnya.
Irwansyah, salah satu keluarga Pardi, merasa sedih dan sangat prihatin melihat kondisi Pardi yang telah menderita penyakit tumor itu.
“Kasihan sekali itu pak, sakitnya parah karena kena tumor. Mau di operasi tapi tidak ada dana. Sekarang dia hanya komsumsi susu saja, tidak bisa dikasi nasi karena dia tidak bisa menelannya. Pardi ini pernah 2 kali masuk Rumah Sakit Sinjai, setelah mau di rujuk ke Makassar untuk operasi, tapi tidak ada dana,”
“Sekarang kondisi pak Pardi sangat kurus sekali pak. Ia hanya bisa terbaring. Sedangkan kalau mau duduk, kalau tidak dipegang jatuh lagi. Pardi saat ini tidak bisa berjalan, sedangkan lagi duduk saja tidak bisa. Dia pernah menerima bantuan PKH, tapi dicabut, karena dulu anaknya kuliah sehingga dia dianggap mampu. Tapi akhirnya anak pak Pardi itu berhenti kuliah karena tidak punya dana,” ungkap Irwansyah.
Sebagaimana diketahui, Program ini merupakan pemberian bantuan sosial bersyarat kepada keluarga-keluarga miskin yang sudah ditetapkan sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH. Target utama dari PKH ini adalah ibu hamil serta anak-anak dari keluarga miskin. Manfaat PKH juga diperuntukan bagi warga disabilitas dan warga lansia. (Suparman Warium)