DKD Banjarnegara Obati Dahaga Musisi Rock Lewat Parade Band Novemberock

by Syamsuddin
0 comments

BANJARNEGARA, BERITABERSATU – Dentuman musik rock menggelegar di Historia Cafe Surya Yudha Park, Kabupaten Banjarnegara, Sabtu (1/11/2025) malam.

Sekitar 500 penonton memadati area pertunjukan musik dalam gelaran Parade Band Novemberock, yang digagas oleh Dewan Kesenian Daerah (DKD) Banjarnegara.

Ajang musik yang dibuka untuk umum tanpa tiket masuk ini menghadirkan tujuh band lokal, diantaranya Mr. Carb, Interlude, Gank Soul, XB Rock, IB Band, Little Harmony, dan Seven Street.

Deru gitar listrik dan hentakan drum seolah menjadi pelepas dahaga bagi para musisi rock Banjarnegara yang rindu ruang berekspresi.

Ketua DKD Banjarnegara, Ismawan Setya Handoko, mengatakan, Novemberock lahir dari inisiatif Divisi Musik DKD sebagai wadah silaturahmi sekaligus ajang unjuk karya bagi musisi lokal lintas generasi.

“Ini ide gagasan sekaligus wujud dari keinginan teman-teman di DKD. Novemberock ini bertujuan untuk mengakomodasi ajang silaturahmi antara musisi Banjarnegara, baik muda maupun senior,” ujar Ismawan.

Menurutnya, antusiasme penonton dan semangat para musisi menunjukkan bahwa Banjarnegara memiliki potensi besar di bidang musik.

“Kita lihat malam ini banyak sekali kejutan. Anak-anak muda yang sangat berbakat. Saya berharap mereka bisa terus berkembang. Hanya saja, mereka butuh dukungan dan ruang untuk bisa tampil dan diapresiasi. Siapa tahu, ke depan bisa membawa nama Banjarnegara di level yang lebih tinggi,” kata Ismawan.

Meski memiliki banyak potensi, Ismawan menilai bahwa geliat musik di Banjarnegara masih terkendala minimnya ruang dan event. Banyak musisi lokal yang kesulitan mendapatkan panggung untuk tampil dan mengembangkan diri.

“Satu hal yang sering saya dengar, komentar dari musisi selalu sama, yaitu kurang event. Di bawah kepemimpinan saya, DKD ingin menjawab kebutuhan itu. Ke depan, kami ingin membuat ruang ekspresi yang tetap dan terbuka, salah satunya di Joglo Alun-Alun Banjarnegara,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, rencana ruang ekspresi di area publik itu diharapkan dapat menjadi tempat anak muda Banjarnegara untuk jamming, bernyanyi, dan bermain musik secara gratis.

Tak hanya bagi pelaku seni, ruang tersebut juga diharapkan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk menikmati hiburan lokal, sembari memberikan dukungan moral bagi para musisi muda.

“Saya ingin ruang itu hidup, di mana anak-anak bisa bebas berekspresi dan masyarakat bisa ikut menikmati. Dari situ akan tumbuh energi positif yang saling mendukung,” ujar Ismawan.

Melihat sukses penyelenggaraan Novemberock ini, DKD Banjarnegara berencana menjadikan kegiatan serupa sebagai agenda rutin. Jika dukungan anggaran memungkinkan, acara ini akan digelar setiap tiga bulan sekali.

Bagi banyak musisi Banjarnegara, kehadiran Novemberock bukan sekadar hiburan, melainkan juga bentuk pengakuan atas eksistensi mereka di tengah keterbatasan ruang kreatif.

Malam itu, musik bukan hanya terdengar, tetapi juga terasa menghidupkan kembali semangat komunitas musik lokal yang lama haus panggung.

Sementara, salah satu penonton, Budi (24) warga Kalibening, mengaku terkesan dengan konsep acara yang menghadirkan musisi lokal Banjarnegara.

“Sudah lama enggak ada musik-musik seperti ini di Banjarnegara. Energinya luar biasa, dan semua band tampil total. Rasanya kayak nonton konser besar, tapi di rumah sendiri,” ujar Budi.

Menurut Budi, Novemberock bisa menjadi wadah positif bagi anak muda untuk menyalurkan energi dan kreativitas. Ia berharap acara semacam ini tidak berhenti di satu kali penyelenggaraan saja.

Senada dengan itu, Rita Anggraini (32) warga Banjarnegara Kota, mengaku awalnya hanya ingin “menemani,” anak dan suaminya namun justru ikut menikmatinya.

“Anak saya malah ikut tepuk tangan tiap kali band ganti lagu. Ternyata musisi Banjarnegara jago-jago dan enggak kalah sama yang dari kota lain,” katanya sambil tersenyum.

Rita menilai acara seperti Novemberock bisa menjadi hiburan alternatif bagi warga Banjarnegara, sekaligus ruang interaksi sosial yang positif.

Bagi para penonton, malam Novemberock bukan sekadar hiburan, melainkan momentum yang menghidupkan kembali denyut Musik Rock di Kabupaten Banjarnegara.

Saat lampu panggung perlahan redup dan musik berhenti, semangat penonton belum benar-benar padam, mereka berharap blantika musik rock berikutnya dapat segera digelar.

Penulis : Arief Ferdianto

You may also like