Sejarah, Makna dan Harapan di Hari Hutan Sedunia

0 comments

BERITABERSATU.COM — Hari ini merupakan Hari Hutan Sedunia atau International Day of Forests. Hari bersejarah ini diperingati setiap tanggal 21 Maret.

Peringatan Hari Hutan Sedunia pertama kali diumumkan melalui Majelis Umum PBB pada 21 Maret 2012.

Bagaimanapun, hutan adalah kunci untuk memerangi perubahan iklim, dan untuk berkontribusi pada kemakmuran dan kesejahteraan generasi sekarang dan masa depan.

Hutan juga memainkan peran penting dalam pengentasan kemiskinan dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Hutan menutupi sepertiga dari massa daratan Bumi, melakukan fungsi vital di seluruh dunia.

Laman resmi PBB mencatat, sekitar 1,6 miliar orang – termasuk lebih dari 2.000 budaya asli – bergantung pada hutan untuk mata pencaharian mereka, obat-obatan, bahan bakar, makanan dan tempat tinggal.

Hutan adalah ekosistem yang paling beragam secara biologis di darat, rumah bagi lebih dari 80 persen spesies hewan, tumbuhan, dan serangga darat.

Namun terlepas dari semua manfaat ekologis, ekonomi, sosial dan kesehatan yang tak ternilai ini, deforestasi global terus berlanjut pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Karena itulah, Badan PBB yang mengurus pangan dan pertanian, FAO, bekerja sama dengan pemerintah, kemitraan kolaboratif tentang hutan dan organisasi terkait lainnya di lapangan.

Setiap tanggal 21 Maret, FAO merayakan, menyerukan, dan membangkitkan kesadaran akan pentingnya semua jenis hutan di dunia.

Setiap peringatan Hari Hutan Sedunia, negara-negara didorong untuk melakukan upaya lokal, nasional dan internasional untuk mengatur kegiatan yang melibatkan hutan dan pohon, seperti kampanye penanaman pohon.

Tema untuk setiap peringtan Hari Hutan Sedunia dipilih oleh kemitraan kolaboratif tentang hutan.

Untuk tahun 2020, peringatan Hari Hutan Sedunia mengusung tema “Hutan dan Keanekaragaman Hayati”.

Ketua MPR  Bambang Soesatyo berharap pemerintah menjadikan momentum itu sebagai langkah mengembalikan ekosistem beserta keanekaragaman hayati yang rusak akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

“Saya berharap pemerintah jadikan momentum tersebut untuk melestarikan lingkungan dan keasrian hutan,” kata Bamsoet.

Selain itu, mantan Ketua DPR RI menghimbau masyarakat untuk selalu melindungi hutan dan satwa liar, mengingat Indonesia merupakan paru-paru dunia.

“Mari kita bersama-sama memaksimalkan potensi hutan dan keanekaragaman hayatinya dengan baik, tanpa merusak ekosistem yang ada di dalamnya. Sehingga hasil hutan dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat,” pungkas Bambang Soesatyo.

“Selamat Hari Hutan Internasional,” unggah Instagram Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Sabtu (21/3/2020).

“Kapan terakhir menjelajah hutan? Kalau sekarang kan masih harus di rumah saja. Lindungi diri dan lindungi sesama. Semoga senantiasa sehat,” tulis Instagram @kementerianlhk.

Dikemukakan, hutan menutupi sepertiga dari massa daratan bumi. Keberadaan hutan memiliki fungsi vital di seluruh dunia.

“Sekitar 1,6 miliar orang, termasuk lebih dari 2.000 budaya asli, bergantung pada hutan untuk mata pencaharian mereka, obat-obatan, bahan bakar, makanan, dan tempat tinggal,” kata Kementerian LHK.(*)

 

You may also like