JAKARTA, BB — Untuk melihat sektor pertanian Indonesia semakin maju dan berkembang perlu adanya kerjasama antar sektor.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang menyepakati kerja sama baru dengan delapan kementerian dan badan pemerintahan lainnya.
“Sektor pertanian Indonesia hanya akan bisa bagus jika ada kerja sama antar sektor seperti ini,” kata Syahrul dalam Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2020 di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin, 27 Januari 2020.
Adapun delapan kesepakatan ini dilakukan di antaranya yaitu,
Pertama, Kementerian Perdagangan untuk akselerasi ekspor produk pertanian. Kedua dengan Kementerian Desa untuk pemberdayaan masyarakat desa. Ketiga, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah untuk pengembangan korporasi petani dalam rangka industrialisasi pertanian.
Keempat, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk perlindungan info dan transaksi elektronik. Kelima, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk pengawasan obat hewan. Lalu, sisanya dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Kementerian Kesehatan.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomaian Darmin Nasution pun pernah menyatakan bahwa data proyeksi produksi beras yang dikeluarkan Kementan sering meleset.
“Pihak yang punya instrumen untuk bikin data itu Kementan. (Data Kementan) meleset setiap tahun. Sudah dibilang betulkan, keluar lagi itu datanya,” kata Darmin di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu, 20 September 2018.
Lanjut kata dia, kesepakatan ini diteken di depan 2000 lebih pejabat Kementan dan Dinas Pertanian seluruh Indonesia. Kepala Biro Perencanaan, Sekretaris Jenderal, Kementan menyebut pertemuan ribuan pejabat ini bertujuan untuk membangun upaya lompatan dan inovasi bidang pertanian.
Kembali ke Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo juga menuturkan, untuk pertanian yang modern teknologi artificial intelligence bisa digunakan untuk mengelola sektor pertanian Indonesia.
“Ke depan kita tidak boleh lagi melakukan pertanian dengan alat tradisional. Ke depan kita harus mengelola pertanian yang berbasiskan pada artificial intelligence, yang dikelola dengan sistem yang terstruktur,” tuturnya.
Mentan sebut terdapat 4 aspek yang perlu diperhatian dalam mengelola pertanian maju, mandiri dan modern.
Pertama, melakukan upaya untuk peningkatan produksi dan produktivitas melalui gerakan nasional.
Kedua, menurunkan biaya pertanian hingga berada di posisi rendah melalui peningkatan efisiensi dan pengembangan kawasan berbasis korporasi.
Ketiga, pengembangan dan penerapan mekanisasi serta akselerasi pemanfaatan inovasi teknologi.
“Keempat adalah ekspansi pertanian melalui perluasan pemanfaatan lahan termasuk lahan rawa dan sub optimal lainnya serta penyediaan air (irigasi, embung, dan bangunan air lainnya),” kuncinya.