SINJAI — Sungguh mulia dan luar biasa perjuangan lima orang bidan Puskesmas Samaenre ini, untuk mendatangi kampung yang terpencil di Honto, Desa Gareccing, Kecamatan Sinjai Selatan atau sekitar 25 kilometer dari Ibukota Kabupaten Sinjai, mereka datang di kampung terpencil itu dengan berjalan kaki, setelah mobil dinas yang di tumpanginya tak bisa melintasi medan Jalan yang penuh lumpur dan berlubang.
Bukan hanya karena jauhnya saja yang ia tempuh ke kampung terpencil tersebut. Namun perjuangannya menuju lokasi terpencil ini dengan berjalan kaki naik dan turun gunung serta menghadapi medan jalan yang becek di genangi air serta di jalan yang cukup licin, warga setempat pun tak ada yang berani berjalan kaki melewati medan berlumpur dilokasi ini, lantaran mereka takut jangan sampai terplesek hingga jatuh dari ketinggian.
Kendati demikian lima orang bidan ini terus melanjutkan perjalanannya tanpa rasa takut menuju ke kampung terpencil tersebut. Belakangan diketahui jika ke limanya mendatangi kampung terpencil tersebut di Desa Gareccing, Kecamatan Sinjai Selatan bermaksud menolong seorang warga bernama Nuraeni (34), yang hendak melahirkan.
Beruntung kedatangan lima bidan ini yang di pimpin Suprianti Zaenal setiba di rumah Nuraeni, begitu Nuraeni yang sementara menjerit kesakitan serta dalam situasi berkuat, mereka lima bidan ini tanpa beristirahat langsung menangani Nuraeni dalam proses melahirkan. Alhasil, Nuraeni dan bayinya selamat.
Tidak sampai disini perjuangan kelima bidan ini, mereka setelah berhasil melayani persalinan Nuraeni, melihat kondisi Nuraeni harus mendapat perawatan medis, sehingga berinisiatif membawa Nuraeni dengan cara menandunya dan kembali berjalan kaki melewati jalan yang sebelumnya dilalui.
Niat tulus kelima bidan ini, hingga mereka berhasil melampaui medan yang cukup rawan tersebut membawa Nuraeni dan bayinya dengan cara menandu sampai ke lokasi Jalan dimana mobil yang digunakan sebelumnya saat hendak menuju lokasi tak bisa masuk di kampung terpencil tersebut.
Menurut Suprianti Zaenal jika dirinya bersama empat bidan lainnya sebelumnya saat hendak menuju lokasi menumpangi mobil dinas milik Puskesmas Samaenre. Hanya saja saat mobil dinas Puskesmas yang ditumpangi mendapat medan tebing cukup licin dan tidak bisa melewati jalan menuju kampung terpencil tersebut, meski warga sempat membantu dengan cara mendorong. Namun karena sang sopir merasa cemas, sehingga memilih berhenti dan menunggu dilokasi, dari jarak tempuh yang luamayan jauh.
“Baru beberapa meter mobil dinas yang kami tumpangi ketika melintas di Jalan yang licin dan berlumpur, sang sopir memilih untuk berhenti, meski sempat dibantu oleh warga. Namun sang sopir mengaku tak sanggup menghadapi jalan yang cukup rawan tersebut. Kami pun mengarahkan sopir untuk menunggu, selanjutnya kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki di jalan yang cukup licin dan digenangi air. Kami pun terpaksa membuka sepatu lalu melipat celana yang kami kenakan, hingga Alhamdulillah kami tiba dilokasi tujuan dirumah seorang warga bernama Nuraeni yang hendak melahirkan,” kata Suprianti Zaenal, Rabu (16/5/2018)
Lebih lanjut Supriani Zaenal menuturkan, pihaknya yang tiba dilokasi belum sempat beristirahat, dan melihat kondisi Nuraeni dalam kedaan berkuat hendak melahirkan, dirinya bersama empat bidan lainnya langsung menangani Nuraeni hingga akhirnya bayi dari kandungan Nuraeni lahir dengan selamat.
“Kami baru saja tiba di Kapung terpencil dan mendengar suara Nuraeni yang menjerit kesakitan. Kami langsung saja menanganinya hingga akhirnya Ibu Nuraeni dan banyinya selamat. Hanya setelah melahirkan tentu Nuraeni membutuhkan perawatan medis, sehingga kami harus membawanya ke Puskesmas tempat kami bertugas, meskipun itu jalannya licin karena kami ingin menyelamatkan jiwa Nuraeni sehingga kami bidan ini dengan terpaksa memabawa Nuraeni dengan cara menandu sampai ke mobil yang kami tumpangi,” imbuhnya.
Meski demikian, Petugas kesehatan khususnya di Kabupaten Sinjai, bukan kali ini saja mengalami hal yang serupa dalam melakukan tugasnya, sebelumnya petugas medis di desa Biji Nangka, Kecamatan Sinjai Borong juga kerap mengalami hal yang sama.(*)
Editor : Arjuna Sakti