SINJAI — Mendapatkan hidup yang layak dan bahagia diusia tua, memang menjadi dambaan setiap Manusia, Namun beda halnya yang dialami Nenek tua renta, Baisa (75) warga dusun Lamberasa, Desa Pattongko, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai, Sulsel ini, bukannya menikmati sisa-sisa hidup di masa tuanya dengan bahagia, tetapi justru ia harus hidup prihatin seorang diri di sebuah gubuk reyot.
Baisa sendiri Sudah bertahun-tahun hidup sebatang kara di gubuknya yang berukuran 2X3 meter yang terbuat dari anyaman bambu, serta ditopang kayu yang sudah keropos, sebagai dinding rumahnya, ditempat itulah Ia menjalani hari-harinya dan berlindung dari panasnya sinar matahari maupun terjangan hujan dan angin.
Di gubuk berlantai tanah itu hanya terlihat sehelai tikar dan sebuah bantal usang serta peralatan dapur seadanya, semua nampak sudah tak layak pakai.
Saat ditemui, Baisa mengaku masih memiliki anak yang hidupnya juga pas-pasan. dan hanya bekerja serabutan dan tinggal di luar Kabupaten.
“Saya hanya bergantung dari tiga ekor induk ayamku nak, jika anaknya sudah besar-besar itumi lagi kujual untuk beli beras dan lauk-pauk untuk memenuhi kebutuhan,”Katanya, Rabu (6/12/2017)
Ditengah kerasnya kehidupan ditambah pekatnya himpitan ekonomi yang dialaminya Ia mengaku, sudah tidak mendapat bantuan beras (rastra) lagi, sehingga terkadang Ia harus puasa bila sudah lapar dan tidak lagi punya uang.
“Dulu adaji bantuan rastra yang bisa sedikit mengurangi beban hidupku tapi sekarang saya tidak lagi mendapat beras sejahtera itu”, ucapnya
Di penghujung usianya yang kini Senja, Ia hanya ingin merasakan bagaimana rasanya tidur di kasur empuk, dengan rumah yang layak, yang tidak bocor saat hujan, bebas debu dan tidak sumpek.
“Semoga Pemerintah Daerah bisa secepatnya membantu meringankan beban, dan para dermawan sudilah kiranya mengulurkan tangan untuk memberi bantuan,” harapnya dengan Mata berbinar-binar (*)
Editor : Palewai