MAKASSAR,BB– Salah satu Hotel di Jalan Pandang, Kota Makassar dilakukan penyisiran beberapa pria bersenjata yang diketahui tim Resmob Polsek Panakkukang dipimpin Panit II Reskrim, Ipda Fahrul setelah menerima informasi adanya sejumlah remaja menguasai senjata tajam, Senin malam (8/3/2021), sekitar pukul 19.00 Wita.
Sebuah kamar pun yang ditempati sekelompok remaja itu digerebek setelah pintu terbuka ada sejumlah wanita melompat dari tempat tidur. Petugas pun terkejut melihat wanita dalam dikamar tersebut.
Proses penggeledahan didalam kamar pun dilakukan. Hasilnya ditemukan barang bukti berupa 19 batang panah (busur), lengkap dengan satu buah alat pelontarnya serta obat-obatan THD.
Mereka remaja pria dan wanita itu kemudian dibariskan, selanjutnya digiring ke Mapolsek Panakkukang untuk menjalani proses penyelidikan dan penyidikan hingga hasil penyelidikan pun terkuak jika wanita diamankan petugas kepolisian adalah wanita pelaku seks komersial (PSK), daring
Mereka berjumlah keseluruhan diamankan 15 orang terdiri dari 11 pria dan 4 wanita, identitas mereka
masing-masing bernama M. AG (18), warga Hartaco, M. RS (18), warga Jalan Mentimun, SY (17), warga Pasar Terong, RH (20), warga Cilallang Raya, AD (17), warga Panaikang Jalan Kesadaran, IC (18), warga Jalan Manggarupi.
Selanjutnya RY (18), warga Aspol Batang Kaluku, RZ (15), warga Jalan Swadaya 3, IS (19), warga Jalan Swadaya 3, YS (17), warga Jalan Depasawi dalam DDG (17), warga Maccini Raya.
Sementara empat orang remaja wanita masing-masing bernama FT (19), warga Sungguminasa Kabupaten Gowa, NG (18), warga Jalan Antang Raya, Kecamatan Manggala, ANR (17), warga Jalan Landak Baru, SF (17), warga Jalan Kerinci.
Kapolsek Panakkukang, Kompol Jamal Fathur Rakhman didampingi Kanit Reskrim, Iptu Iqbal Usman dalam keterangan persnya mengungkapkan bahwa pengungkapan prostitusi online ini bermula dari informasi diterima anggota Resmob Polsek Panakkukang.
“Awalnya informasi diterima anggota Resmob Polsek Panakkukang menyebutkan bahwa disebuah kamar Hotel di Jalan Pandang diduga sekelompok remaja membawa senjata tajam. Tim Resmob dipimpin Panit II Reskrim, Ipda Fahrul dengan sigap ke lokasi yang ditujukan, setibanya langsung menyisir kamar di Hotel tersebut, beberapa kamar pun terendus,” jelas Kompol Fathur Rakhman, Selasa (9/3/2021)
Kamar yang dicurigai ditempati kelompok pria yang diadukan itu kata Kapolsek kemudian dibuka. Mereka yang berada didalam kamar itu berhamburan. Namun mereka tak bisa lolos dari lokasi yang sudah diblokade.
“Tim Resmob melakukan penggeledahan. Hasilnya ditemukan 19 batang panah (busur), lengkap dengan alat pelontarnya serta sebiji obat THD. Dari keterangan salah satu pelaku bernama Dadang mengaku bahwa betul busur lengkap dengan alat pelontarnya serta obat THD itu yang sebelum disita polisi adalah miliknya,” ungkap Kapolsek menirukan keterangan pelaku.
Petugas pun mendalami keterlibatan wanita yang tengah berkumpul bersama-sama belasan kelompok pria tersebut hingga terkuak, mereka wanita yang turut diamankan saat penggerebekan berlangsung terlibat prostitusi daring.
Itu terungkap berdasarkan pengakuan dari salah seorang wanita berinisial D yang diamankan tersebut. Dia mengaku bahwa dirinya menggeluti dunia prostitusi daring dengan melayani pria hidung belang lantaran untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Mengejutkan lagi pengakuannya, ia mengaku tidak pilih-pilih pria hidung belang. Bahkan, dirinya telah berkencan dengan Kakek-kakek yang merenggut keperawanannya.
“Yang merenggut keperawanan saya itu adalah Kakek-kakek ketika saya baru menggeluti dunia prostitusi daring lewat aplikasi. Dan transaksi saat itu senilai Rp5 juta. Itu saya lakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkap remaja wanita ini.
Dia melanjutkan, dirinya mengaku tidak memiliki pengalaman untuk mencari sesuab nasib di Kota Makassar. Dengan adanya aplikasi pristitusi seks komersial tersebut memudahkan dirinya mendapatkan uang dengan melakukan transaksi seks komersial secara daring.
“Orangtua laki-laki (Ayah), saya sudah meninggal, kemudian ibu saya pulang ke kampung halaman. Tanpa saya berpikir panjang karena butuh biaya hari-hari sehingga dengan terpaksa menjual keperawananku dengan kakek kakek yang sebelumnya transaksi lewat aplikasi. Dan saya melakoni selama dua bulan,” akunya.
Tidak sampai disitu lanjutnya, wanita ini pun kembali melakukan transaksi lewat aplikasi, dengan transaksi ke hidung belang untuk sekali berkencan sesuasi dengan kesepakatan.
“Kalau sepakat barulah saya janjian bertemu dilokasi yang diarahkan. Dan sekali berkencan Rp300 ribu,” tukasnya.
(Red)