Nurdin Abdullah Pantau Pulau Lantigiang Dari Udara

0 comments

SELAYAR, BB — Kita baru saja mengunjungi Pulau Lantigiang bersama Pak Bupati. Jadi sebenarnya pulau ini sejarahnya masuk dalam kawasan Nasional Takabonerate. Kebetulan ada masyarakat Selayar bersuamikan orang Jerman. Itulah yang mencoba menegosiasi dengan kepala desa.

Tapi saya kira semuanya bisa kembali secara utuh dan sekarang dalam proses hukum. Saya melihat memang pulaunya tidak besar, tidak luas, tetapi atolnya memang cukup menarik.

Kita juga sudah lihat rencana besar investor ini akan membangun resort di atas atol. Tadi Pak Bupati Selayar juga sudah mengatisipasi supaya itu tidak bisa dilakukan. Karena ini adalah masuk Kawasan Nasional Taka Bonerate.

Jadi, saya kira pulaunya sendiri, saya kira tidak akan mungkin, untuk dibeli oleh siapapun. Karena sudah menjadi kawasan nasional.

Kami juga mengunjungi Kayuadi untuk melihat rencana pembangunan air port karena memang. Atol terbesar ketiga dunia, itu ada di Taka Bonerate. Itu akses menuju ke taman nasional. Ini luar biasa taman nasional kita.

Saya berharap pembangunan air port yang sudah dilakukan sebelumnya, itu akan rencana kita akan melanjutkan.

Mudah-mudahan ini bisa dilanjutkan bersama. Sehingga Taman Nasional Takabonerate bisa menjadi salah satu destinasi wisata Sulawesi Selatan.

Saya kira soal pulau kita, Insyaallah itu tidak akan mungkin itu bisa diperjual belikan. Dan kepada seluruh masyarakat saya berharap taman nasional Takabonerate ini adalah kawasan strategis yang tentu kita lindungi dari berbagai upaya yang ingin merusak.

Langkah hukum…?!
Saya kira sudah, jadi Pak Bupati sudah mengambil langkah-langkah dan sekarang kasusnya ada di kepolisian tetapi pulaunya sendiri tidak jadi (dijual). Karena memang baru panjar Rp 10 juta. Dan tidak akan mungkin ada aparatur pemerintah yang bisa membuat transaksi itu. Makanya, saya datang kesana memastikan, karena di sana disebutkan ada kelapa, itu ngak ada. Sama sekali tidak ada, itu tadi mengecek itu masih alami, tidak ada sentuhan-sentuhan manusia. Kalau ada yang mengatakan mereka turun temurun, kelapa dan sebagainya, Itu tidak ada.

Saya kira sudah selesai, tidak usah dipersoalkan lagi, karena pulauanya juga masih Kalau saya melihatnya masih dalam wacana. Sehingga baru panjar 10 juta, dari rencana 900 juta yang mereka rencana transaksikan. (Amry Amas)

You may also like