JAWA TENGAH, BB — Ironis, diantara warga penerima bantuan proyek pembangunan sarana hunian pariwisata (Sarhunta) yang berada di jalan koridor Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jateng, ada yang tak menerima desain gambar bangunan. Sehingga, diantara penerima bantuan ini ada yang belum melakukan pekerjaan. Sedangkan kalender pekerjaan proyek hanya batas waktu lima Minggu ke depan.
Salah satu warga penerima bantuan Sarhunta yang mengakui belum menerima gambar desain bangunan adalah yang tinggal di Jalan Balaputra Dewa, Borobudur.
Warga ini mengaku mendapat bantuan dari proyek Sarhunta KSPN yang digelontor PUPR melalui satuan kerja non vertikal tahun anggaran 2020, sebesar Rp 30 juta lebih. Namun yang diterima tidak dalam bentuk uang kontan melainkan bentuk material.
Sayangnya, ibu rumah tangga satu ini yang minta jati dirinya dilindungi namun layak dipercaya, mengaku bingung memulai mengerjakan bantuan yang diterima. Pasalnya, ia tidak pernah menerima gambar desain dari pelaksanakan. Celakanya, ia juga diminta untuk mencari tukang sendiri yang mengerjakan kegiatan itu.
“Saya kan sebelumnya tidak hadir sosialisasi. Tiba-tiba datang material semen, keramik, cet dasar, pasir dan disuruh memperbaiki bagian depan rumah karena berada di koridor pariwisata. Saya bingung karena tidak ada petunjuk dan gambar desain juga tidak ada,” ujar wanita paruh baya ini kepada tim Forum Jurnalis Independen Magelang saat menyambangi kediamannya di Jalan Balaputra Dewa.
Apa yang dialami ibu rumah tangga satu ini berbeda dengan Eko Ari W, warga RT.001/011. Pasalnya, bantuan yang ia terima nilainya lebih besar yakni Rp 80 juta lebih, kendati ia menerima dalam bentuk material. Pekerjaan milik Eko Ari juga sudah dikerjakan oleh tukang bangunan dengan upah Rp 85.000 per hari untuk kepala tukang dan Rp 70.000 per hari pembantu tukang.
Ari juga mengaku mendapat desain gambar dari pelaksana proyek. Nah, antara ibu dan tangga satu ini dengan penerima bantuan lain seperti Ari Eko W, sudah menunjukkan adanya dugaan manajemen proyek tersebut amburadul. Karena sama-sama dapat bantuan tapi diantaranya ada yang telat mengerjakan alasan desain gambar tak menerima.
Yang lebih parah lagi, bantuan Sarhunta KSPN ini aliran dananya Simpang siur. Pengakuan Ketua Paguyuban penerima bantuan Jalan Balaputra Dewa, Joko menyebutkan bahwa kendati penerima bantuan hanya menerima wujud material, namun dananya masuk ke rekening masing-masing penerima.
“Dananya masuk ke rekening masing-masing penerima. Walaupun mereka dapat bentuk material,” ujar Joko dihadapan Ketua Koodinator FJIM, Sriyanto Ahmad.
Lain lagi pengakuan dari penerapan bantuan. Mereka mengaku tak tahu-menahu tentang dana proyek ini. Pasalnya, dana tersebut mengalir ke rekening pelaksana kegiatan atau pengelola
Yang menjadi teka-teki dibalik proyek ini, gerangan apa penyebab membuat ada diantara penerima tak tahu-menahu hambar desain dan teknis pelaksanaannya. Jika hal ini yang terjadi, semakin menguatkan bahwa di kegiatan ini diduga ada permainan oknum tertentu.
Nah, untuk mengetahui duduk persoalan program Sarhunta tersebut, awak media ini berupaya mencari tahu pihak pelaksanakan kegiatan untuk konfirmasi guna menghindari kesan bahwa berita ini hoaks atau mengada-ada. Sayangnya, hingga berita turun, belum didapat siapa penanggung jawab lapangan pelaksanakan kegiatan ini.
Ketua Paguyuban Penerima Bantuan Jalan Balaputra Dewa, Joko menyebut nama pensiunan Pegawai PU Pemkab Magelang yakni H Sutarno salah satu dikaryakan dalam pengelola proyek ini. Pun Sutarno hingga sekarang belum bisa dikonfirmasi. (Muz)