Program KB Dilupakan, Pertumbuhan Penduduk Sulit Dikendalikan

0 comments

Jakarta – program Keluarga Berencana (KB) dilupakan sehingga pertumbuhan penduduk berkembang signifikan dan sulit dikendalikan. Oleh karena itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) perlu menggelorakan program KB ini kembali.

Kepala BKKBN, Surya Chandra Surapaty mengatakan, untuk menyukseskan program KB diperlukan kerja sama semua pihak, baik pusat maupun daerah. Bahkan menurutnya, sosialisasi mengenai program KB perlu dibantu oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat yang memang selalu bersentuhan langsung dengan masyarakat.

“Kami mengajak seluruh komponen masyarkat dari pusat sampai daerah dan juga tokoh-tokoh agama, pesantren untuk menyampaikan pesan-pesan keluarga berencana dengan ditopang oleh pesan-pesan agama,” kata Kepala BKKBN, Surya Chandra Surapaty saat acara Halal Bihalal, Temu Alumni, Bedah Buku, di Pesantren Al-Hikam Depok, Minggu (6/8).

Dia mengingatkan pentingnya program KB digelorakan kembali. Karena kalau tidak, laju angka pertambahan penduduk akan meningkat dan juga bisa memicu meningkatnya angka kematian ibu melahirkan.

“Jumlah penduduk yang meningkat selain wilayah timur tetapi juga di daerah Sumatera, dan juga Kalimantan,” ujarnya mengingatkan.

Dikatakan, di beberapa wilayah masih ada yang meragukan program ini. Karena dianggap wilayah tersebut memerlukan banyak penduduk untuk mengolah lahan yang luas. Namun Surya mengingatkan bahwa untuk mengelola lahan itu diperlukan manusia yang sehat, berkualitas dan berkarakter.

“Ini pemikiran yang salah karena seharusanya tanah yang luas itu digarap dengan mesin dan teknologi jadi yang dibutuhkan manusia yang berkualitas dan karakater. Bukan dengan otot dan kerbau tak bisa garap tanah yang luas,” ucapnya.

Surya menjelaskan manusia yang berkualitas punya otak dan karakter itu tumbuh didalam keluarga yang jadi wahana utama dalam mendidik anak. Dia pun kerap mengingatkan agar keluarga menjadi keluarga yang berketahanan, berkualitas yang berarti keluarga yang menjalankan delapan fungsi keluarga secara optimal.

“Jika manusia tidak berkarakter dan tak punya integritas, etos kerja yang rendah dan tak bergotong royong sulit untuk bersaing,” katanya.

Menurutnya, komunikasi dilakukan sejak anak dalam kandungan. Kalau dalam keluarga tidak bisa komunikasi tak mungkin berkomunikasi dengan orang sekitarnya jadi terjadi hal yang negatif. Keluarga harus menjadi wahana utama dalam mendidik anak yang berkualitas.

“Perlu keluarga berencana dan juga pemberian ASI yang lengkap bagi bayi agar anak tersebut tumbuh menjadi manusia yang berkarakter dan berkualitas,” tutupnya. (MediaIndonesia)

Editor  : Iswan clk

You may also like