SINJAI, BB — Sebagai agen perubahan, pemuda Indonesia memiliki peran untuk menjadi pusat dari kemajuan bangsa ini. Pemuda sangatlah penting dalam pembangunan dan tata kelola pemerintahan desa, olehnya itu pemuda harus dilibatkan dalam setiap pengambilan kebijakan.
Namun apa yang terjadi jika pemuda tidak diberi ruang dan dilibatkan, salah satunya di penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) seperti halnya yang terjadi di desa Patalassang, kecamatan Sinjai Timur kabupaten Sinjai.
Asdar, Pemuda Tosyongki sangat menyayangkan sikap Pemerintah Desa Patalassang yang terkesan cuek dan enggang melibatkan pemuda termasuk karang taruna dalam penyaluran BLT-DD yang telah disalurkan beberapa hari yang lalu, apalagi ini tentang masyarakat yang berhak menerima bantuan ditengah pandemi Covid-19.
“Sebagai pemuda saya sangat menyayangkan Pemerintah Desa dengan sikap cueknya seperti ini, kenapa Pemuda tidak dilibatkan dari Pendataan hingga ke penyalurannya, ada apa sebenarnya? Tanya Asdar. Jum’at (22/5/20).
Lanjut Asdar, padahal kami ini berharap dilibatkan seperti Pemuda desa lainnya dalam kegiatan seperti ini, kami ingin melihat secara langsung dan detail warga yang menerima bantuan, apakah memang betul-betul sampai yang berhak atau tidak? Karena ada indikasi bantuan ini tidak tepat sasaran.
“Kami tidak ingin menganggu penyaluran ini, kami hanya ingin mengetahui dan melihat bantuan ini tepat sasaran agar warga yang berhak bisa menikmati bantuan akibat pandemi Covid-19 ini” lanjut dia.
Pemerintah desa Patalassang seharusnya menggandeng, merangkul dan mengajak pemuda berdiskusi dalam setiap kegiatan bukan sikap acuh tak acuh seperti ini, pemuda itu harusnya diberdayakan “young man of differenc”.
“Maksudnya begini, di Undang-undang No. 6 tahun 2014 tentang desa posisi pemuda kan jelas, yaitu selain sebagai pengawas juga sebagai pelaku dalam pembangunan dan tata kelola desa” jelas pemuda sekaligus mahasiswa yang sementara proses penyelesaikan studi di salah satu Perguruan Tinggi Sinjai itu.
Menurutnya, pendataan yang dilakukan juga terkesan hanya di tunjuk-tunjuk oleh orang-orang tertentu karena selama pendataan kami dari pemuda tidak pernah melihat ada Relawan Covid-19 atau pihak RT/RW yang melakukan pendataan.
“Kami tidak pernah melihat ada Relawan Covid-19 yang melakukan pendataan itu pun kalau ada mungkin hanya pihak tertentu saja, oleh karena itu kami meminta agar Pemdes Patalassang sadar akan Hal seperti ini” tambahnya.
Bukan hanya itu, Asdar juga meminta agar pemerintah desa transparan soal anggaran penerima BLT dan umumnya anggaran tentang penanganan Covid-19.