MAKASSAR — Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, Kementerian Sosial Republik Indonesia menyelenggarakan acara “Sinergitas Forum Rektor Dalam Rangka Penguatan Desa Sejahtera Mandiri”, yang berlangsung di Swiss Belhotel, Losari, Makassar, Selasa (1/8/2017).
Acara ini merupakan wadah pertemuan dan koordinasi antara Kementerian Sosial, khususnya Direktorat Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, dan Kelembagaan Masyarakat, dengan para Rektor di perguruan tinggi mitra Desa Sejahtera Mandiri.
Dalam sambutan pengantarnya, Direktur Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat, Kementerian Sosial Republik Indonesia, Bambang Mulyadi, mengatakan bahwa pertemuan ini merupakan ajang koordinasi antara para rektor dengan Kementerian Sosial untuk mencapai kesepahaman tentang pengelolaan Desa Sejahtera Mandiri.
“Hasil kegiatan ini diharapkan berupa rekomendasi untuk penguatan program Desa Sejahtera Mandiri yang merupakan salah satu program Kementerian Sosial,” kata Bambang.
Rektor Unhas, Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA didaulat untuk menyampaikan kesan dan pesan sebagai wakil dari Perguruan Tinggi yang terlibat sebagai mitra kementerian sosial dalam program Desa Sejahtera Mandiri ini menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Kementerian Sosial kepada perguruan tinggi dalam program ini.
Menurutnya Masing-masing perguruan tinggi telah melaksanakan program ini dengan pendekatan yang spesifik. Khusus untuk Unhas kata dia, program ini diimplementasikan dalam bentuk KKN Tematik Desa Sejahtera Mandiri.
“Saat ini, kami telah mengirimkan mahasiswa sebanyak 385 dalam 6 gelombang KKN untuk melakukan pembinaan terhadap beberapa desa di Kabupaten Bantaeng. Mahasiswa kami berasal dari berbagai fakultas, sehingga pengembangan desa sejahtera mandiri ini dapat dilakukan dengan perspektif keilmuan yang beragam,” paparnya.
Lanjut Prof. Dwia, Program KKN Tematik Desa Sejahtera Mandiri ini sangat relevan dengan pendekatan Unhas dalam social engagement melalui University Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Universitas). “Bagi saya pribadi, transformasi itu seharusnya berasal dari desa. Kita tidak boleh melupakan bahwa penduduk kota itu, pada dasarnya berasal desa. Sehingga istilah ‘ndeso’ itu jangan diartikan negatif. Ndeso itu sumber kekayaan, karena pada desa-desalah tersimpan berbagai macam sumber daya,” Jelasnya.
Sementara itu, dalam sambutan pembukaannya Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial, Hartono Laras, mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Rektor Unhas merupakan komitmen bersama yang telah dibangun selama ini. Kementerian Sosial serius mendukung upaya memaksimalkan program ini, sehingga dapat berhasil.
“Tadi ibu Rektor sudah menyinggung mengenai jumlah anggaran yang telah kita gelontorkan untuk Unhas. Kami pikir, anggaran itu masih dapat kita tingkatkan jika dibutuhkan,” kata Hartono
Menurut Hartono, Kementerian Sosial menjadikan perguruan tinggi sebagai entitas utama dalam program Desa Sejahtera Mandiri. “Jika kita perhatikan struktur keterlibatan stakeholder dalam bagan yang menggambarkan hubungan kerja dalam program ini, tampak bahwa perguruan tinggi kita tempatkan di tengah-tengah. Ini maksudnya adalah agar perguruan tinggi menjadi pemain utama (central actor) dalam menstimulus pemberdayaan desa, baik itu dalam bentuk Desa Binaan, program Kuliah Kerja Nyata, atau mungkin desa laboratorium seperti yang selama ini telah dilaksanakan oleh berbagai perguruan tinggi mitra,”ujarnya.
Kegiatan yang berlangsung sejak 31 Juli 2017 dan akan berakhir pada 3 Agustus 2017 ini diikuti oleh wakil-wakil dari 20 perguruan tinggi seluruh Indonesia, yang mengambil bagian dalam program Desa Sejahtera Mandiri. Setelah acara pembukaan, acara dilanjutkan dengan kunjungan ke salah satu desa binaan bagian dari program Desa Sejahtera Mandiri di Kabupaten Takalar. (*)
Penulis : Arya
Editor : Palewai