BONE, BB – Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bone, menilai petugas Covid-19 yang ada di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, tidak tanggap dalam menyikapi persoalan Covid-19.
Hal itu diungkapkan Aly Arsandi kepada Beritabersatu.com, dia mengatakan bahwa petugas Covid-19 di Bumi Arung Palakka masih saja kecolongan dengan kasus positif Covid-19.
“Sangat disayangkan, Satgas Covid-19 di Kabupaten Bone saya anggap belum maksimal dalam mencegah penyebaran Covid-19, kemarin ada tiga santri yang positif dan sekarang ada lagi warga jalan Langsat, semua itu adalah orang dari merantau, kenapa masih lolos juga masuk,” kata Aly Arsandi.
Tak hanya itu, Mantan Ketua Kontur Study For Adventure (SFA) Bone ini juga menegaskan bahwa sebaiknya Satgas Covid-19 lebih mengantisipasi pendatang yang akan masuk ke Kabupaten Bone.
“Maka kami sampaikan pula kepada petugas Covid-19 bukan hanya masjid dan pasar harus diperketat penjagaannya tapi tolong perantau yang diperketat penjagaannya juga untuk masuk di Bone sebab kami anggap Covid-19 di Bone melalui orang perantau,” tegas Aly Arsandi.
Aly, menambahkan, terlebih lagi Pemerintah Kabupaten Bone akan menjemput TKI asal malayasia, penyambutan itu harus sesuai perotokol kesehatan penanganan Covid-19. Sebab, kata Aly, virus Corona ini tidak memandang orang kaya dan miskin.
“Jangan anggap sepeleh, sebab hal ini di Bone terdampak virus bukan hanya warga yang sering keluar tapi ada juga yaitu penanganannya orang perantau, jangan hanya juga dihimbaukan pada warga Bone untuk tetap di rumah saja sebab kita butuh makan maka penanganan bantuan sosial juga harus di bagikan secara merata,” ungkap Aly Arsandi. (Iwan Taruna)