Senyum dan Peninggalan Pembinaan Pemain Muda Ala Ratu Tisha

0 comments

JAKARTA, BB — Akhir-akhir ini nama Ratu Tisha tengah menjadi perhatian publik khususnya dikalangan pecinta sepak bola tanah air.

Dimana tidak wanita kelahiran Jakarta, 30 Desember 1985 ini secara mengejutkan mengundurkan diri yang selama ini diembannya selama ini sebagai Sekretaris Jendral (Sekjend) PSSI.

Lewat akun Instagram pribadinya, perempuan bernama lengkap Ratu Tisha Destria itu mengungkapkapkan pengunduran dirinya.

“Melalui surat, saya telah resmi mengundurkan diri dari posisi Sekretaris Jenderal PSSI,” kata Rata Tisha.

Ratu Tisha merupakan perempuan pertama yang menduduki posisi Sekjen PSSI sejak 2017 lalu. Dia dipilih langsung oleh Ketua PSSI saat itu, Edy Rahmayadi.

Dikutip dari beberapa media, dia adalah putri pasangan Tubagus Adhe dan Venia Maharani. la menghabiskan masa kecilnya dengan bersekolah SD hingga SMA di Jakarta.

Lulus SMA, Ratu Tisha kuliah di jurusan Matematika di Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia sempat mendapatkan tawaran bekerja pada perusahan perminyakan. Namun, Ratu Tisha lebih memilih dunia sepak bola yang sudah digelutinya sejak duduk di bangku SMA.

Ratu Tisha sering mendapat pujian dari warganet karena parasnya dan kinerjanya sebagai Sekjen PSSI.

Pengunduran diri Ratu Tisha memang mencuri perhatian warganet. Jauh

neng Tisha mngkn merasa Kerja Kerasnya tdk dihargai oleh Pihak Tertentu, yg sabar ya neng.. insyaaAllah ntr Neng bs dpt yg lebih baik lg & We Love Football too..Ganbatte neng tisha,” tulis seorang warganet.

Selain parasnya yang ayu, dia juga berdedikasi yang tinggi terhadap kemajuan dunia sepakbola di Tanah Air. Dalam unggahannya, Tisha sosok ceria dengan senyum yang selalu mengembang di wajahnya.

Tak sedikit warganet yang melayangkan pujian pada dua hal yang ada pada Tisha itu. Hal itu setidaknya bisa dicek dari komentar-komentar follower di Instagram.

“Cuakeppp ….sumpah,” puji seorang warganet.

Selain itu, Ratu Tisha juga dinilai berhasil membina pemain muda.

Salah satunya kompetisi pembinaan pemain muda dalam wujud Elite Pro Academy (EPA). Kompetisi ini sudah rutin digelar sejak 2018 dengan tiga kategori kelompok usia; U-16, U-18, dan U-20.

Rasa kehilangan itu diutarakan Chief Operating Officer (COO) Bhayangkara FC, Sumardji. Ia ingat betul dengan jasa-jasa Ratu membangun sepakbola usia muda Indonesia.

“Selama Ratu Tisha menjabat sebagai Sekjen PSSI, menurut kami ia sudah bisa membawa PSSI khususnya Elite Pro Academy bisa berjalan dengan baik,” kata Sumardji.

“Tepat sasaran dan hasilnya juga sudah ada, nyata. Sehingga dengan prestasi itu saya kira perlu juga menjadi catatan sendiri buat kita semuanya,” ujarnya.

You may also like