KPK Jadikan Nama Ruangan 2 Mahasiswa Kendari Yang Meninggal

by Editor Muh. Asdar
0 comments

Foto: Pimpinan kpk bersama keluarga korban 2 mahasiswa UHO Kendari yang tewas beberapa bulan lalu

JAKARTA, BB — Upaya untuk menjaga ingatan seluruh masyarakat Indonesia terhadap jasa Muhammad Yusuf Kardawi dan Randi telah berjuang dalam pemberantasan korupsi yang tewas dalam demonstrasi di Kendari, Sulawesi Tenggara, 26 September 2019 lalu.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mengabadikan dua nama mahasiswa Universitas Halu Oleo tersebut menjadi nama ruangan di Gedung Anti-Corruption Learning Center (ACLC) di Kantor KPK, Kuningan Jakarta.

“Ada empat nama sebenarnya yang sudah kami sampaikan kemarin, tetapi di antaranya dua namanya ini akan kami abadikan menjadi sebuah nama ruangan di ACLC KPK,” Kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di Kantor KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (12/12).

Kedua mahasiswa tersebut, secara tak langsung telah berjuang dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

“Walaupun sebenarnya kelihatannya kok sebuah nama? No no no, itu mungkin sebuah cara kita keep our mind untuk tetap bersihkan Indonesia,” kata Saut.

Dilansir dari CNNIndonesia, Saut berpandangan perjuangan Randi dan Yusuf dengan berdemonstrasi melawan pelemahan KPK dapat menginspirasi mahasiswa lainnya. Dia menyebut perjuangan Randi dan Yusuf tak akan sia-sia.

Lebih lanjut Saut menyebut KPK punya beban moral untuk mengawal kasus kematian Randi dan Yusuf hingga tuntas.

“Tentu saja ini bukan kompetensi kita karena ini di luar isu tindak pidana korupsi tetapi ada beban moral yang besar yang harus dijaga oleh KPK kemudian mengawal kasus ini untuk kemudian ditemukan siapa

Pada kesempatan yang sama pula, keluarga almarhum Randi dan Yusuf menyambangi Gedung KPK. Dalam keterangan tertulisnya, dua keluarga berkunjung untuk meneruskan aspirasi Randi dan Yusuf yang menolak pelemahan KPK.

Randi meninggal karena luka tembak saat mengikuti aksi demonstrasi di Kendari. Oknum polisi bernama Brigadir Abdul Malik sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus itu karena dua selongsong pelurunya identik dengan temuan dua proyektil peluru di lapangan.

Sementara, pembunuh Yusuf Kardawi yang juga tewas saat demonstrasi September lalu belum terungkap sampai saat ini.

Hasil investigasi Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Yusuf diduga meninggal karena terkena tembakan di kepala, di depan gerbang Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sultra.

You may also like