JAKARTA, BB — Posisi utang pemerintah per 31 Oktober 2019 berada di angka Rp 4.756,13 triliun. Dengan angka tersebut, rasio utang pemerintah terhadap PDB menjadi 29,87 persen, Data tersebut sebagaimana catatan Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, komposisi utang pemerintah per akhir Oktober sebagian besar merupakan hasil dari kontribusi penerbitan SBN domestik.
“Posisi utang Pemerintah per 31 Oktober 2019 berada di angka Rp 4.756,13 triliun,” ujar Suahasil di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (18/11)
Adapun pinjaman secara keseluruhan lanjutnya terdiri dari pinjaman sebesar Rp 771,54 triliun dan Surat Berharga Negara sebesar Rp 3.984,59 triliun. Pinjaman dari dalam negeri sebesar Rp 7,38 triliun dan luar negeri sebesar Rp 764,16 triliun.
Pemerintah untuk tahun 2019 fokus pada pendalaman pasar domestik sebagai satu cara diversifikasi sumber pembiayaan.
Diversifikasi sumber pembiayaan penting dilakukan untuk menjaga keberlangsungan sumber pembiayaan untuk pembangunan.
Keberlanjutan program pendalaman pasar melalui penerbitan SBN dilaksanakan melalui penerbitan ORI016 pada bulan Oktober 2019.
Salah satu fitur baru dari ORI016 adalah ini merupakan seri pertama ORI yang diterbitkan secara online melalui sistem e-SBN.
ORI016 ditawarkan pada tanggal 2 sampai dengan 24 Oktober 2019 dengan tingkat kupon sebesar 6,8 persen per tahunnya.
Tingkat kupon tersebut lebih rendah dari seri SBN Ritel sebelumya yaitu 7,2 persen. Hal tersebut dikarenakan membaiknya kondisi pasar SBN dibandingkan pada saat penerbitan SBN Ritel seri sebelumnya.
ORI016 mencatat sejumlah capaian yang baik diantaranya 72,80 persen atau 13.349 orang investor ORIO16 merupakan investor baru dengan jumlah investor terbesar berasal dari kalangan milenial yaitu 6.202 investor.
Sementara dari segi volume, generasi baby boomers mendominasi dengan jumlah pemesanan sebesar Rp 3.676,66 miliar. Adapun ORI016 meraup dana untuk pembiayaan sebesar Rp 8,21 triliun. (Lip6)