MAKASSAR, — Fajar (29), warga Jalan Tinumbu I Nomor 132 A, tiba – tiba saja berulah gaduh. Ia memberontak barang yang berada didalam rumahnya, guci antik kesayangan Ibunya pun dipecah, entah apa yang membuatnya hingga tersulut, warga pun tak ada yang berani menghentikan amukan Fajar, aksinya pun terhenti setelah lelah merontah.
Tak lama berselang Ibunya bernama Nursyamsiah yang tiba dirumahnya, terkejut melihat isi barang rumahnya berantakan. Sang ibu pun tersulut emosi lalu memaki Fajar yang baru saja merontah, sambil menata barang yang dihamburkan Fajar sambil mengomel. Fajar kembali tersulut emosi, ia lalu kemudian mengancam ibunya hendak membakar rumahnya serta nyaris saja memukul ibunya sebuah guci.
Beruntung sang ibu secepatnya keluar dari rumahnya, kemudian langsung bergegas ke meminta bantuan oleh aparat Mapolsek Bontoala, Senin (12/6/2017), agar anaknya diamankan. Pasalnya Fajar merusak isi barang didalam rumah. Ia juga mengancamnya hendak membakar rumah yang ditinggalinya, Aparat kepolisian, polisi dengan sigap yang tiba dilokasi tempat kejadian perkara (TKP), mengamankan Fajar, selanjutnya Fajar digiring ke Kantor Mapolsek Bontoal untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Dihadapan polisi Fajar mengaku khilaf, Ia mengaku nyaris memukuli ibunya,dan mengancam membakar rumahnya, lantaran dirinya meminta uang ke Ibunya, namun tidak diberi dan berkali – kali permintaannya tak pernah digubris, hingga puncak kemarahannya saat mendesak ibunya untuk diberikan uang senilai Rp 2 juta.
“Saya marah Pak. Hanya meminta uang senilai Rp 2 juta, uang itu saya mau gunakan untuk pergi merantau ke Kendari. Masalahnya saya selama ini pusing tinggal dirumah dan tidak bekerja, hanya makan tidur. Tapi ibu saya tidak memberiku, malah ia keluar rumah tanpa menyampaikanku,”akunya
Fajar menjelaskan, Dirinya sejauh ini sudah lama menganggur setelah pernah bekerja jadi tukang cuci kendaraan. Itu sewaktu dirinya pernah berumah tangga.
“Pernah ka Pak bekerja sewaktu saya berumah tangga dan saya telah beristri dua kali, keduanya sudah tidak bersama lagi. Keduanya memiliki anak. Istri pertama satu orang anak dan tinggal di Makassar sementara Istri kedua juga punya anak, mereka tinggal di Kabupaten Soppeng,”beber Fajar
Dirinya juga tak tahu menahu mengapa istrinya meninggal kannya, mulai dari istri pertama hingga istri kedua,”Saya juga tidak tahu menahu mengapa saya ditinggalkan istri saya. Beristri pertama kali dan punya anak saat saya berdagang di Pasar Sentral seiring berjalannya waktu. Saya cerai, kemudian saya beristri lagi yang kedua kalinya dan punya anak dua, tak lama kemudian pisah lagi,”ungkap Fajar
Belakangan diketahui jika Fajar mengalami kondisi fisikis saat petugas terus mengajaknya berkomunikasi. Ia lalu kemudian curhat dan mengungkapkan perasaannya selama ini yang ia rasakan, bahkan ia pernah meminta ke ibunya untuk membantunya berobat, Namun ibunya tak pernah menggubrisnya, hingga puncak kemarahannya sampai memberontak.
”Jujur Pak. Saya juga tidak tahu menahu selama ini, pertama kali merasakan sesuatu yang mengganggu jiwa saya. Itu saya rasakan ketika saya berada di Kalimantan kala itu ada bisikan. Bisikan itu berujar jika saya tidak mengenakan celana berjalan di depan umum. Saya kemudian memeriksa diri saya dan tidak seperti itu. Saya pakai celana kok,”ujar Fajar
Selanjutnya kata Fajar saat dirinya kerap mendapat bisikan serta melihat sesuatu yang gaib, ia lalu meminta ke ibunya untuk membantunya mengobati penyakit yang dideritanya itu. Tapi sejauh ini ibunya tak pernah menanggapinya.
Pria delapan bersaudara ini pun melawan penyakit bisikan gaib itu, Namun lagi – lagi ia kadang tidak sanggup menahannya lantaran terbawa emosi jika bisikan itu datang, “Saya selama ini lawan itu terus bisikan gaib itu Pak, tapi biasa saya tidak bisa lawanki antara sadar dan tidak sadar. Saya ini ingin sembuh dan menghilangkan bisikan itu yang ada ada saja, saya juga biasa cemas ketika bisikan itu datang,”terang Fajar
Petugas kepolisian yang menangani kasus Fajar yakni Brigpol Saiful Alam tak serta merta percaya begitu saja mempercayai apa yang dikatakan oleh Fajar. Petugas melakukan penyelidikan lebih dalam, Ia kemudian mengambil keterangan dari tetangganya, termasuk salah seorang anggota kepolisian yang mengenali Fajar.
Dari hasil penyelidikan, oleh pihak kepolisian kuat dugaan jika Fajar mengalami gangguan kejiwaan. Hal itu diketahui setelah petugas kepolisian melakukan penyelidikan, disamping itu memperhatikan gelagat Fajar selama dalam penanganan di Mapolsek Bontoala.
“Selama kami melakukan pemeriksaan terhadap Fajar kuat dugaan jika Fajar mengalami gangguan kejiwaan. Ia selama di kantor Polsek biasanya bicara sendiri. Dari informasi yang kami juga jadikan sebagai bukti jika kondisi Fajar mengalami gangguan kejiwaan saat rekan kami yang juga merupakan anggota kepolisian mengenali Fajar, kata dia jika Fajar mengalami gangguan kejiwaan,”ketus Saiful
1×24 jam dilakukan pemeriksaan terhadap Fajar oleh petugas kepolisian Polsek Bontoala, Tak lama berselang Ibunya datang dan meminta anaknya untuk dipulangkan. Petugas kepolisian sebelum menyerahkan Fajar ke orang tuanya, lebih dulu meminta keterangan Ibunya terkait prilaku Fajar sejauh ini selama tinggal bersamanya.
“Tidak kutahu juga Pak ini anakku apakah ada penyakit kejiwaannya atau tidak. Tapi memang pernah dia meminta untuk berobat, tapi saya kurang paham mau berobat apa sementara sehat sehat saja, nanti mengamuk dirumah dan saya kemari kantor polisi, setelah saya pikir -pikir saat dirumah saya sadar jika sepertinya anak saya mengalami penyakit kejiwaan,”jelas Nursamsiah ibu Fajar Selasa (13/6/2017)
Petugas selanjutnya mengarahkan Ibu Fajar untuk segera memeriksa kejiwaan anaknya untuk mencegah hal – hal yang tidak di inginkan,”Sebaiknya Ibu langsung bawa saja periksa anaknya karena kami menduga jika anak ibu mengalami gangguan jiwa. Dari keterangan Fajar ia mengaku jika kerap mendapat bisikan gaib. Sebelum penyakit diderita Fajar makin memprihatinkan sebaiknya Ibu membawanya untuk diperiksa ,”kata Brigpol Saiful Alam (*)
Penulis : Andi Afdal Arisyik
Editor : Arjuna Sakti