SINJAI, BB — Masyarakat Indonesia telah menggelar pesta demokrasi, tepatnya di 17 April 2019 untuk pemilihan Capres-Cawapres dan Calon Legislatif 2019-2023.
Namun banyaknya media yang dianggap tidak netral dan memberikan informasi Hoax, terutama hasil pemilihan capres dan cawapres kepada masyarakat membuat sejumlah kalangan geram.
Tak terkecuali Andi Azman Fariq salah satu pemuda asal patalassang, Sinjai Timur.
Azman Fariq menyampaikan bahwa seharusnya media harus memiliki independensi walaupun pemiliknya dekat dengan para pemangku kebijakan. Media harus mampu berkata jujur demi memberitakan kebenaran kepada masyarakat, tidak peduli siapa pun pemiliknya.
“Media harus netral dan bisa memberikan informasi yang benar-benar akurat agar penerima informasi tidak kebingungan nantinya, apalagi hoax ini akan menimbulkan kegaduhan dikalangan masyarakat ” kata Azman kepada media ini, Kamis (18/4/2019).
Azman menambahkan bahwa ini juga terlihat setelah pencoblosan saat pemilu kemarin, banyaknya media yang tidak netral dan memberikan informasi hoax akibatnya kedua Capres dan Cawapres yakni 01 Jokowi-Ma’rud dan 02 Prabowo-Sandi saling mengklaim kemenangan.
Lanjutnya, oleh karena itu saya menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak mudah percaya dan mengecek kebenaran pemberitaan ataupun penyiaran yang tersebar di sosmed ataupun di Televisi”tandasnya.
Sekedar diketahui, bahwa sebelum pemilu 2019 berlangsung Aliansi Jurnalis Indepensi (AJI) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah menghimbau kepada semua insan pers untuk netral untuk menjaga keseimbangan pemilu 2019.