PAREPARE, BB — SSR TB HIV CARE AISYIYAH Parepare, menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penanggulangan TB, dengan menghadirkan unsur pemerintah daerah, Wali kota diwakili asisten 3, Bappeda, Dinas Kesehatan, YLP2EM, KPA, akademisi, Aisyiyah, dan CSO, rabu (05/11/2018)
Dalam kegiatan ini semua peserta dari semua perwakilan menyatakan pendapatnya terhadap bahaya tuberkulosis sehingga sampai angka kematian. Hingga terungkap bahwa Kota Parepare masuk tiga besar tertinggi kota dengan angka kematian penyakit Tuberkulosis (TB)
Menyikapi masalah tersebut, diungkapkan Sekretaris Bappeda Eko Wahyudi, jika masalah TB sudah masuk di RPJMD. “Cuma tidak detail, hingga masalah jumlah kasus di tingkat PKM belum masuk,” jelasnya.
Sementara KPA yang diwakili A Nilawati mengatakan penanggulangan TB merupakan hal serius yang harus disikapi dan dikerjakan bersama, yang tidak hanya diurus oleh Dinas Kesehatan saja.
“Apalagi kita ini sekarang bergerak massif karena masih ada lembaga donor, coba seandainya tidak ada pasti sampai hari ini kita tidak tahu apa itu TBC dan penularan kasusnya,” beber A Nilawati.
FGD juga membahas pembentukan tim akselerasi yang bertugas menginisiasi Perwali. Perwali ini sebagai komitmen bersama dengan pemerintah dalam penanggulangan TBC.
Untuk diketahui, Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC, adalah penyakit menular paru-paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis.
Dikutip dari berbagai sumber, Penyakit ini ditularkan dari penderita TB aktif yang batuk dan mengeluarkan titik-titik kecil air liur dan terinhalasi oleh orang sehat yang tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini.
Parahnya TB termasuk dalam 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian di dunia. Data WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2015, Indonesia termasuk dalam 6 besar negara dengan kasus baru TB terbanyak. (Udin)
Editor : Muh. Asdar