Akhir Pelarian Suami Pembakar Istri di Barru Berujung Bedil, Begini Kronologi Lengkapnya

by redaksi
0 comments

MAKASSAR, BB — Jarum jam menunjukkan pukul 12.05 Wita. Hari baru saja berganti dari Selasa ke Rabu (5/12/2018), di perkampungan Pampang tepatnya di sebuah Wisma tampak beberapa pria bersenjata terlibat kejar-kejaran. Tidak lama berselang suara tembakan menyalak. Dorr.dorr.dorr.. terdengar warga yang masih berada diluar rumahnya kaget dan berhamburan,mereka warga yang mendengar suara gaduh itu kemudian mencarinya.

Tidak lama dari tiga kali letusan itu terdengar, teriak beberapa lelaki berujar “Berhenti” seorang lelaki tampak berlari kencang itu yang diminta berhenti tetap saja berlari.

Suara letusan kembali terdengar sebanyak dua kali, seorang pria yang berlari tersebut seketika roboh dan teriak minta tolong, warga, Kelurahan pampang, Kecamatan Panakkukang ini tak ada yang berani mendekat. Hanya melihat lelaki terkapar itu kemudian di naikkan ke sebuah mobil menuju arah Jalan Perintis Kemerdekaan dengan melaju cukup kencang.

Belakangan di ketahui jika beberapa pria bersenjata itu dari Satuan Resmob Polres Barru yang di beck up Resmob Polda Sulsel, yang melakukan pengepungan di Pampang pada, sementara lelaki yang ditembak tersebut adalah Abdul Arham (45), yang merupakan buronan yang sejauh ini menjadi target perbuaruan Polres Barru yang diketahui pelaku pembakar wanita bernama Andi Umrah yang tak lain adalah istrinya sendiri.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas), Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani yang dikonfirmasi mengaku telah mendapat kabar penangkapan tersebut.

“Iya betul saja seorang lelaki yang ditembak di wilayah Pampang adalah buron Polres Barru. Dia lelaki itu kabur setelah membakar istrinya. Dari kasusnya itu sehingga mereka dalam pengejaran oleh tim gabungan Polres Barru yang di beck up Resmob Polda Sulsel. Dari penyelidikan sebelumnya di lakukan ia diketahui tengah berada di Makassar sehingga dilakukan penyisiran di Kota Makassar yang kemudian dilakukan pelacakan hingga akhirnya terdeteksi tengah berada di Jalan Inpeksi Kanal Kampung Pampang tepatnya di sebuah wisma. Pada saat proses penangkapan berlangsung pelaku melihat petugas kepolisian datang ia lalu kabur, saat itulah dilepaskan tembakan ke udara sebanyak tigakali. Namun karena tak digubris sehingga dilumpuhkan timah panas kedua kakinya,” jelas Dicky.

Dalam catatan kriminal pelaku terhadap istrinya dari informasi yang di terima perwira tiga bunga melati di pundaknya ini menyebutkan bahwa pelaku tersulut emosi terhadap istrinya lantaran tak terima adanya gugatan cerai yang sementara berproses di pengadilan.

“Jadi persoalannnya di picu karena proses perceraian yang sementara berproses di pengadilan agama. Tapi motifnya masih didalami pihak penyidik Polres Barru sebab korban juga masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Barru sejak pekan lalu Senin (26/11/2018)

* Kronologi Sebelumnya

Sebelumnya dari informasi yang dihimpun seorang korban bernama Andi Umrah jadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), yang dilakukan oleh suaminya sendiri yakni Abd Arham. Korban disiram dengan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite. Selanjutnya, pelaku menyulutnya dengan korek api. Umrah tak bisa menghindar. Tubuhnya pun terbakar. Peristiwa berlangsung pukul 07.15 Wita. Tepatnya di Kampung Pekkae,Kelurahan Lalolang,Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru.

*Pelaku Kabur Usai Menyiram Bensin Korban

Usai menganiaya istrinya, Arham melarikan diri dengan mengendarai sepeda motor. Saat beraksi, kakak perempuan korban ada di sekitar tempat kejadian. Dia berusaha menghentikan pelaku. Namun, ia juga diancam hendak disiram Pertalite dan dibakar. Akibatnya, dia baru menolong saudaranya setelah pelaku pergi.

Awalnya, Umrah tak menyangka suaminya datang secara tiba-tiba lalu menyiramkan BBM ke tubuhnya. Pagi itu ia hendak mengantar anak ketiganya yang berusia sembilan tahun. Bocah perempuan ini bersekolah pada salah salah satu SD di Pekkae.

*Aksi Penyiraman BBM Dilakukan Pelaku Terhadap Korban

Ketika itu korban membungkuk untuk memasang sepatu Fatima. Namun tak disangka, Arham yang belakangan sudah pisah ranjang dengan dirinya, muncul dan langsung melakukan aksi penyiraman dan pembakaran. Anak perempuan korban tak ikut tersiram dan terhindar dari aksi ayahnya, karena terlindungi oleh ibunya yang sedang bungkuk kala membantunya memasang sepatu.

*Kesaksian Anak dan Saudara Korban

Kakak kandung Andi Umrah bernama Andi Mustari, memberikan keterangan. Dia mengungkapkan jika memang adiknya (korban), sudah lama hendak dihabis oleh suaminya. Bahkan pelaku telah beberapa kali melakukan pengancaman. Dan ia membuktikan ancaman itu.

”Sebagai kakak kandung, saya tidak terima adik saya diperlakukan seperti ini. Korban ini adik bungsu saya. Sudah lama bermasalah dengan suaminya. Arham itu terlilit berbagai kasus. Termasuk kasus penggelapan dan utang piutang, sehingga banyak yang cari,” tutur Mustari.

Menurut Mustari jika sebelumnya Arham pernah memboyong istrinya ke Palu dan beberapa wilayah lainnya demi menghindari permasalahan yang dihadapi. Sebagai kakak sulung, beberapa kali Mustari memberingatkan adik iparnya itu untuktidak menambah masalah dan menyelesaikannya dengan baik-baik. Diakui Mustari, Arham begitu pintar dan santun ketika berhadapan. Hanya saja, begitu mendengar banyak masalahnya, keluarga besarnya merasa ikut dipermalukan. Namun, mereka tidak pernah mencampuri urusan rumah tangga Umrah dan Arham.

Sementara saksi saat insiden itu yakni Fatimah yang tak lain anak korban jika penyiraman dan pembakaran ibunya yang dilakukan ayahnya sendiri, tidak pernah berhenti menangis. Ia terus menerus memanggil ibunya. Beberapa kali Fatima histeris. Dari kejadian ini korban menderita luka bakar hampir di sekujur tubuhnya. Masing-masing di bagian punggung, dada, sebagian muka dan beberapa bagian lainnya. (Ady)

Editor. : Arjuna Sakti

You may also like