Parah! Dua Kali Telan Anggaran, Pasar Batulappa Gagal Manfaat

0 comments

PINRANG — Proyek pembangunan Pasar tradisional Batulappa, yang terletak di kelurahan Kasera Lau, kecamatan Batulappa, kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) dinilai sia-sia pada tahun 2014, pasalnya pemerintah menganggarkan pembangunan Pasar Batu Lappa ini sebesar Rp.1,2 miliar menyusul tahun 2015 kembali dianggarkan menggunakan dana alokasi khusus dak sebesar Rp.886-an juta rupiah.

Namun, Alhasil bangunan pasar itu tidak difungsikan sebagai tempat pemasaran barang dagangan melainkan di sekitar pasar telah menjadi tempat pemeliharaan sapi warga, belakang losmen pasar itu penuh dengan tumpukan kayu bakar dan sabut kelapa milik warga.

Ironisnya lagi, akibat kesalahan penempatan lokasi Pasar tersebut justru semua pihak yang terkait dalam persoalan ini seakan ingin lepas tangan dan saling lempar tanggung jawab. Tidak hanya itu, hal kerugian negara yang timbul disebabkan karena penggunaan dana yang nilainya cukup fantastic itu kemudian menjadi mubazir lantaran pihak auditor dari lembaga pemeriksa tak kunjung melakukan audit investigasi guna memastikan Siapa oknum yang patut dimintakan pertanggungjawaban.

Dari hasil investigasi tim media serta penelusuran yang dilakukan di beberapa tempat dan diperoleh keterangan dari Sejumlah warga yang menduga ada pihak yang bermain sehingga penempatan lokasi Pasar yang dibangun itu hanya sebatas lahan korupsi.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pinrang, H.A.Hartono Makka, yang hendak ditemui wartawan di kediamannya kampung Rubae, Belum lama ini untuk dikonfirmasi terkait pembangunan Pasar tersebut namun tak dapat ditemui “cari siapa Pak.? Kalau cari bapak, Bapak lagi tidur dan tidak bisa dikasih bangun karena Bapak baru saja tidur”, kata seorang wanita berusia muda yang mengaku anak dari Hartono Makka.

Namun saat diminta memberikan nomor handphone ayahnya, Ia pun seketika itu langsung menyebutkannya, berselang beberapa jam kemudian dan pada malam harinya, kadis perindag Pinrang yang dihubungi melalui via sellularnya, seolah menolak untuk dikonfirmasi dan komunikasi hanya berjalan singkat begini,
#kadis perindag “siapa ini.?
#LSM “haloo.?
#kadis perindag “Iyye siapa.??
#LSM saya Pak dengan Sainuddin Mahmud, / LSM LP3-N.!
#kadis perindag “iyye kenapa ki,?
#LSM Saya tadi ke kantor tapi Bapak lagi rapat.!
#kadis perindag “hhm apa ji.?
#LSM “saya mau konfirmasi dengan bapak terkait pembangunan Pasar batu lappa.!
Kadis koperindag tidak menjawab lagi dan seketika itu langsung saja di matikan hand phone-nya sehingga hubungan terputus sebab setelah beberapa kali ditelepon ulang namun kadis perindag tak bergeming untuk mengangkat Kembali teleponnya dari LSM LP3-N.

Kendati demikian, berselang Beberapa hari kemudian, salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) kabupaten Pinrang, Harum Ali dari Komisi lll yang ditemui di kediamannya untuk dikonfirmasi terkait adanya sumber informasi warga yang menduga Harun Ali, memiliki pengetahuan tentang pembangunan Pasar Batulappa tersebut, namun Harun Ali kepada wartawan menampik dan mengatakan “Saya tidak ada kaitan tentang pembangunan Pasar tersebut dan Saya hanya pernah mendengar informasi bahwa, pasar batulappa itu tidak berfungsi jadi saya minta maaf kalau persoalan ini saya tidak terlalu jauh memberikan keterangan karena takut nanti salah memberikan keterangan jadi saya hanya bisa menyarankan, menyangkut pasar dimaksud supaya dipertanyakan di dinas perindag,” jawab Harun Ali, sembari balik bertanya kepada wartawan “Siapa yang Tunjukkan ke sini.?, bukan mocang,” tanya Harun Ali. (*).

Editor : Supardi

You may also like