SINJAI – Cara-cara tidak sehat semakin massif digemparkan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab jelang pencobloan 27 Juni 2018 Sinjai mendatang. Berbagai isu ‘miring’ diduga sengaja dibuat-buat demi menjatuhkan kandidat.
Seperti isu negatif yang dialamatkan kepada calon Bupati Sinjai Andi Seto Gadistha Asapa beberapa pekan terakhir.
Isu pertama yang beredar seolah akan menjatuhkan pasangan Andi Kartini Ottong dengan menyebutnya bahwa Andi Seto bukan anak kandung dari Andi Rudianto Asapa. Tak cukup disitu, isu ‘miring’ lainnya yakni, adanya selebaran yang menyebutkan Andi Seto bukan islam.
Bahkan, politisi muda itu di isukan akan membangun gereja di Kabupaten Sinjai. Meski begitu, pasangan nomor urut 1 itu menanggapinya dengan kepala dingin. Karena menurutnya, oknum yang menyebarkan hal itu dianggap tak mampu bersaing secara sehat.
Pasangan berjargon SEHATI melalui Juru Bicaranya, Ahmad Marsuki menuturkan, aksi yang tidak terpuji seharunya tidak dilakukan. Karena menurutnya, itu akan merusak tatanan demokrasi
Seharusnya, kata Marsuki, kita bekerja secara sehat dan beradu gagasan demi kepentingan Sinjai yang lebih baik kedepannya. Karena itu, ia mengajak dan mengimbau seluruh simpul relawan dan simpatisan agar menyikapi hal tersebut secara tenang tanpa terprovokasi.
“Agar para relawan tidak terpancing dan terprovokasi dengan isu-isu seperti itu, mari kita bekerja profesional, karena mungkin ada yang iri terhadap kandidat kita sehingga ingin menghalalkan segala cara. Mari kita sikapi dengan tetap mengedepankan kebersamaan, tenang dan terus menunjukkan kesolidan,” imbunya.
Pengacara muda ini menambahkan, apakah ini pertanda ada kepanikan? melihat pergerakan usungan koalisi parpol ini yang bekerja secara militan, sehingga menghalalkan segala cara.
“Mari kita bersaing secara sehat merebut simpati rakyat dengan cara-cara yang terpuji dan tidak saling mencederai. Jangan saling menciderai antara satu dengan lainnya. Munculkan ide dan gagasan untuk membangun Sinjai’ta jauh lebih baik kedepannya. Jadikan Pilkada ini sebagai proses demokrasi bermartabat,” pungkas Marsuki. (*)
Editor : Supardi
