Melawan Stagnasi, Komunitas Film Banjarnegara Hidupkan Budaya Kritik

by Syamsuddin
0 comments

BANJARNEGARA, BERITABERSATU – Ruang kreatif bagi anak muda di Banjarnegara kembali bergeliat. Dewan Kesenian Daerah (DKD) bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Komunitas Art Film menggelar diskusi dan pemutaran film pendek di Studio Art Film, Sabtu (26/12/2025). Diikuti oleh 50 siswa SMK, acara ini dirancang sebagai “laboratorium ide”.

Tujuannya bukan sekadar menonton bersama, melainkan untuk membangkitkan kembali budaya kritik dan mengasah pola pikir kreatif para sineas pemula di Banjarnegara.
Belajar dari Kolektivitas dan Ide Segar.

Direktur Art Film, Aziz Arifianto, menekankan bahwa kunci kemajuan sinema lokal terletak pada tradisi diskusi, mencontoh kesuksesan komunitas di daerah tetangga seperti Purbalingga.

“Kuncinya adalah duduk bersama dan berdiskusi. Budaya inilah yang ingin kami tanamkan agar karya sineas Banjarnegara bisa menembus level nasional,” ungkap Aziz.

Ia juga menambahkan bahwa modal utama dalam berkarya bukanlah perangkat mahal, melainkan ide yang segar dan eksekusi yang cerdas.

Menurutnya, film merupakan “lokomotif” ekonomi kreatif karena melibatkan banyak disiplin ilmu, mulai dari musik, desain, hingga kuliner. Saat ini, sinema lokal mulai mendapatkan ruang apresiasi yang lebih luas di tengah dominasi seni tradisional.

Senada dengan hal tersebut, Sekretaris DKD Banjarnegara, Mochamad Anhar, memotivasi para peserta agar memanfaatkan teknologi digital secara maksimal. Di era saat ini, ponsel pintar sudah cukup untuk melahirkan karya berkualitas.
“Jangan hanya jadi hobi, tapi jadikan ini peluang ekonomi kreatif yang menjanjikan,” tambahnya

Beliau juga mendorong para pemuda untuk mengangkat kearifan lokal sebagai nilai jual utama yang mampu mempromosikan potensi daerah sekaligus menghasilkan secara finansial.

Dukungan Pemerintah dan Masa Depan Ekraf
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan turut memberikan angin segar. Kabid Ekonomi Kreatif, Diah Ayu Pramono, memastikan dukungan akan terus berlanjut, termasuk melalui program Banjarnegara Movie pada tahun 2026.

Dukungan sektor ini semakin kuat pasca dikukuhkannya Komite Ekonomi Kreatif (Ekraf) pada 22 Desember lalu, yang menaungi 17 subsektor termasuk film dan animasi.

“Kita butuh visualisasi menarik agar potensi Banjarnegara dikenal luas. Di sinilah peran sineas muda untuk memberikan nilai ekonomi lebih melalui karya mereka,” ujar Diah.

Melalui wadah ini, diharapkan lahir kreator kompetitif yang mampu membawa identitas daerah ke panggung yang lebih luas.

(bcv/beritabersatu)

You may also like