Beritabersatu.com, Trenggalek – Warga Kecamatan Pogalan kembali dibuat gelisah. Praktik sabung ayam yang sempat meredup setelah penutupan arena di Desa Karangsoko, kini muncul lagi dalam format baru dan di lokasi berbeda. Arena ini disebut mulai beroperasi sejak Sabtu (29/11/2025) dan langsung menyedot kedatangan pemain dari berbagai wilayah.
Keramaian yang mendadak muncul ini dinilai warga tidak wajar. Aktivitas berlangsung pada jam-jam tertentu hingga menimbulkan gangguan lingkungan. Situasinya makin sensitif karena lokasi arena berada tak jauh dari masjid, membuat suara kerumunan beberapa kali terdengar saat warga hendak beribadah.
“Ramainya itu jelas kedengaran sampai sini. Kadang pas mau shalat malah kebisingannya dulu yang datang. Ngga nyaman sama sekali,” ujar seorang warga kepada awak media, Minggu (30/11/2025) petang.
Warga mengaku sudah lama merasa waswas. Selain unsur perjudiannya, mereka khawatir lokasi itu bisa memicu persoalan baru seperti gesekan antarpemain, perputaran uang gelap, hingga potensi aksi kriminal yang biasanya ikut menempel pada aktivitas sabung ayam.
“Kami sudah lapor. Tapi belum ada tindakan tegas. Warga cuma ingin kampung tetap adem,” ungkap warga lain yang ikut resah sejak arena mulai ramai.
Di lapangan, ada pihak-pihak yang mencoba menyangkal keberadaan arena tersebut. Namun temuan warga justru berkebalikan: kerumunan terjadi rutin, jumlah orang yang datang semakin banyak, dan aktivitasnya makin terang-terangan dari hari ke hari.
Beberapa warga bahkan menyebut inisial SL, sosok yang diduga menyediakan tempat sekaligus memfasilitasi kegiatan itu. Meski hanya disebutkan di ruang obrolan warga, nama tersebut kian sering muncul tiap kali pembahasan mengenai sabung ayam mencuat.
Tokoh masyarakat setempat menegaskan bahwa keresahan warga bukan sekadar soal moral, tapi tentang keamanan wilayah yang mulai tergerus.
“Jangan tunggu sampai pecah masalah. Warga cuma ingin lingkungan tetap sehat dan bebas dari praktik ilegal,” ujarnya.
Desakan kini mengarah pada Polres Trenggalek dan Polda Jawa Timur. Warga berharap dua institusi itu segera turun tangan sebelum aktivitas perjudian ini tumbuh semakin liar dan mengancam stabilitas desa. (**/Z)