Reses di Selopuro, Jairi Irawan Serap Aspirasi Petani Tembakau Blitar

by Ardin
0 comments

Beritabersatu.com, Blitar – Wakil Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur, Jairi Irawan, S.Hum., menggelar kegiatan Reses di Dapil 7 yang meliputi Kabupaten Blitar, Kota Blitar, dan Kabupaten Tulungagung.

Agenda reses berlangsung sejak 17–24 November 2025 dan salah satunya dipusatkan di Selopuro, Kabupaten Blitar, dengan melibatkan sejumlah kelompok masyarakat, termasuk para petani tembakau.

Dalam dialog bersama petani, Jairi menegaskan bahwa reses kali ini difokuskan untuk menggali persoalan nyata yang selama ini dihadapi para petani tembakau di wilayah tersebut.

“Hari ini kita mengumpulkan teman-teman petani tembakau untuk mengetahui apa saja permasalahan yang mungkin dihadapi para petani tembakau di Selopuro, Kabupaten Blitar ini,” ujar Jairi, Sabtu, 22 November 2025.

Jairi mengungkapkan bahwa tembakau Selopuro memiliki kualitas tinggi dan dikenal sebagai salah satu varietas unggulan dengan harga jual yang kompetitif.

“Tembakau di Selopuro ini kualitas tinggi ya, varietasnya unggul, dan harganya mahal,” jelasnya.

Namun, harga yang diterima petani masih sering timpang antara penjualan eceran dan serapan pabrik.

“Kalau dijual ecer bisa sampai 150 ribu rupiah, kalau diambil pabrik mentok bisa sampai 65 ribu. Nah, itu kita cari solusinya,” katanya.

Salah satu solusi yang disepakati dalam forum tanya jawab adalah penetapan harga eceran terendah untuk tembakau Selopuro, mirip dengan skema harga gabah pada komoditas padi.

“Salah satu solusinya tadi ada ketemu yaitu dengan menentukan harga eceran terendah. Kita samakan seperti sistem di padi, nah dengan begitu ada spare untuk petani ambil untung lah jika diambil oleh pabrik,” terang Jairi.

Selain skema harga, Jairi juga mendorong adanya diversifikasi produk, agar Selopuro tidak hanya dikenal sebagai penghasil tembakau rajangan kering saja.

“Kedua, nanti akan kita coba diversifikasi produk, tidak hanya menghasilkan tembakau kering rajang saja, nanti kita coba produksi cerutu juga,” ujarnya.

Tak berhenti di situ, ia juga merancang upaya memperluas pemasaran melalui gelaran besar bertema tembakau.

“Lalu yang ketiga, kita akan perluas pemasarannya. Ke depan akan kita rancang festival tembakau agar produk tembakau Selopuro ini bisa semakin dikenal masyarakat luas,” tambahnya.

Tembakau Selopuro dikenal memiliki kadar nikotin yang lebih tinggi dibanding daerah lain sehingga sering dijadikan bahan campuran untuk meningkatkan kualitas rasa rokok.

“Ciri khas tembakau hasil petani Selopuro ini yaitu memiliki kadar nikotin yang lebih tinggi yang membuat harganya mahal, dan itu yang sering dicari pabrik sebagai campuran olahan rokok yang nikmat,” jelasnya.

Jairi pun memberikan analogi menarik terkait posisi strategis tembakau Selopuro dalam industri rokok nasional.

“Analoginya, jika tembakau Madura, Bojonegoro itu ibarat nasi, kalau tembakau Selopuro ini terkenal ibarat lauknya. Kombinasi yang pas, sedikit campuran saja akan menjadikan rokok yang sempurna dari produk tembakau Selopuro ini,” pungkasnya.(zan)

You may also like