BANJARNEGARA, BERITABERSATU – Bursa kerja atau Job Fair Banjarnegara 2025 yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjarnegara berakhir mengecewakan. Dari 5.462 lowongan yang dibuka oleh 33 perusahaan, hanya 217 pencari kerja yang berhasil bekerja.
Job Fair ini semula digadang-gadang sebagai program unggulan 100 hari kerja Bupati Banjarnegara, dr. Amalia Desiana, dan Wakil Bupati Wakhid Jumali, Lc. Pemkab berharap, job fair yang berlangsung maraton di 20 kecamatan sejak 8 Mei hingga 4 Juni 2025 itu, bisa menekan angka pengangguran.
Namun realitasnya, dari 2.101 orang pendaftar, hanya 1.635 pencari kerja yang hadir dalam seleksi. Dari jumlah tersebut, mayoritas gagal memenuhi kualifikasi perusahaan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Banjarnegara, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2024 berada di angka 5,57 persen. Meski turun dari 6,26 persen pada 2023, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata Provinsi Jawa Tengah (5,13 persen) maupun nasional (5,32 persen).
Kepala Disnaker PMPTSP Banjarnegara, Ir. Abdul Suhendi, mengatakan rendahnya serapan tenaga kerja disebabkan sejumlah faktor.
“Banyak pencari kerja tidak memenuhi kualifikasi perusahaan. Ada yang sudah diterima tapi tidak hadir saat dipanggil, bahkan ada yang mengundurkan diri. Selain itu, sebagian perusahaan juga belum melaporkan data penempatan karyawan,” ujarnya.
Industri Wig Jadi Penyerap Terbesar
Diketahui, sebagian besar tenaga kerja terserap pada sektor wig dan bulu mata tiruan. Perusahaan dengan serapan terbesar adalah PT Victoria Beauty Industrial Purbalingga (110 orang), disusul PT Cosmoprof Indokarya (50 orang).
Di luar itu, perusahaan keuangan seperti PT MMI (15 orang) dan Bank BTPN Syariah (12 orang) juga menerima sebagian pencari kerja.
Namun di sisi lain, ada perusahaan yang hanya menyerap tenaga kerja dalam jumlah sangat minim, seperti PT Prima Indonesia Partner of XL Axiata dan Darwis Corporation, masing-masing hanya satu orang.
Bupati Banjarnegara, dr. Amalia Desiana, tak menampik bahwa serapan tenaga kerja minim juga disebabkan ketidaksiapan para pencari kerja sendiri.
“Job Fair itu kan tergantung dari spesifikasi pekerjaan. Banyak yang mendaftar, tapi setelah melihat tempat kerja kadang merasa kurang cocok,” ungkap Bupati kepada Wartawan, Selasa (16/9).
Bupati juga mengungkap, jika dirinya sudah berkoordinasi dengan PT PASI, sebuah perusahaan konveksi yang saat ini membutuhkan sekitar 2.000 tenaga kerja.
“Kemarin kami sudah berkoordinasi dengan PT PASI, bahkan sudah ada beberapa pencari kerja yang masuk, namun mereka hanya bertahan satu sampai dua hari saja. Katanya, lingkungannya panas,” jelas Amalia.
Lebih lanjut, ia menilai kondisi ini menunjukkan tantangan pada kesiapan tenaga kerja muda di Banjarnegara. “Mungkin karena usianya masih muda, jadi etos kerjanya belum terbentuk secara maksimal,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa Pemkab tengah menyiapkan langkah lanjutan untuk mengurangi angka pengangguran. Salah satunya dengan menggelar program pelatihan.
“PT PASI inikan membutuhkan banyak tenaga kerja, jadi ke depanya kami akan mengadakan pelatihan menjahit agar setelah memiliki skill, mereka (pencaker) bisa langsung bekerja,” kata Amalia.
Penulis : Arief Ferdianto