Buruh Proyek Pasar Karangkobar Terjatuh, Mayoritas Pekerja Tak Mengenakan APD

by Syamsuddin
0 comments

BANJARNEGARA, BERITABERSATU – Seorang pekerja proyek pembangunan Pasar Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengalami kecelakaan kerja pada Senin sore, (25/8/2025). Slamet (34), pekerja asal Semarang, terjatuh dari ketinggian sekitar tiga meter saat melakukan tugasnya di area pembangunan kios utara.

Peristiwa nahas ini terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Berdasarkan keterangan dari Aditya Pratama, pelaksana dari CV Kusuma Sinergika, menyampaikan bahwa korban saat itu tengah memindahkan pengait body harness miliknya ke posisi yang lebih dekat. Namun, pijakan tempatnya berdiri tiba-tiba ambrol, menyebabkan Slamet terjatuh.

“Korban (Slamet) memakai alat pelindung diri lengkap, termasuk body harness,” ujar Adit saat ditemui di lokasi proyek, Selasa (26/8/2025). Ia menambahkan bahwa kecelakaan terjadi karena ambrolnya asbes.

Namun, hasil pantauan langsung wartawan di lokasi proyek menunjukkan kondisi yang berbeda. Mayoritas pekerja tampak tidak mengenakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan standar keselamatan kerja. Temuan ini menimbulkan dugaan adanya kelalaian dalam penerapan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lapangan.

Menurut Adit, korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit, “dibawa ke RSUD Siaga Medika Kabupaten Banyumas untuk mendapatkan perawatan medis. Slamet mengalami luka serius di bagian kepala akibat pecahan asbes yang menyayat kulit kepalanya. Luka tersebut dijahit oleh tim medis,’ ungkapnya.

Pembangunan Pasar Karangkobar ini merupakan proyek yang ditunggu-tunggu masyarakat. Pasar tersebut sebelumnya mengalami kebakaran hebat pada Mei 2024 silam, yang menghanguskan sebagian besar bangunan kios dan memaksa pedagang untuk direlokasi sementara.

Diketahui, proyek pembangunan kembali pasar tersebut dikerjakan dengan nilai kontrak sebesar Rp6,2 miliar, bersumber dari APBD Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran (TA) 2025. Kini, proyek tersebut telah memasuki minggu ke-16 dengan progres fisik mencapai 63 persen.

Namun, insiden yang menimpa Slamet menjadi sinyal peringatan serius bagi seluruh pihak terkait. Kasus kecelakaan ini membuka sorotan terhadap lemahnya pengawasan terhadap implementasi standar K3 di proyek-proyek infrastruktur daerah.

Pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait diharapkan segera turun tangan untuk memastikan bahwa seluruh pelaksanaan proyek pembangunan, khususnya yang melibatkan pekerja pada ketinggian, mematuhi standar keselamatan yang berlaku.

Penulis : Arief Ferdianto