Banjarnegara, Beritabersatu – Suasana politik di Kabupaten Banjarnegara menghangat, setelah pernyataan saling desak antara Bupati dr. Amalia Desiana dan Ketua DPRD Anas Hidayat, beberapa waktu lalu.
Ketua DPC Partai Demokrat Banjarnegara, I Putu Doddy, S.Kom., M.M, yang juga anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, menilai bahwa polemik tersebut tidak lebih dari kesalahpahaman dan tidak perlu dibesar-besarkan.
Doddy menyampaikan bahwa persoalan yang muncul di permukaan, antara eksekutif dan legislatif harus disikapi secara dewasa, dengan mengedepankan ruang dialog dan komunikasi.
“Sebetulnya itu hanya sebatas miskomunikasi saja. Ada hal-hal yang memang perlu disampaikan, tetapi mungkin belum tersampaikan. Saya tadi juga sudah bahas dengan teman-teman. Intinya, ini bisa diselesaikan dengan komunikasi yang lebih baik. Ke depanya, saya akan adakan pertemuan untuk membicarakan hal ini,” ujar Doddy kepada wartawan, Sabtu (2/8).
Doddy Bantah, Aktivis Nilai Dagelan Politik
Sebelumnya, salah satu aktivis di Banjarnegara, Setyo Bangun, menilai bahwa polemik tersebut merupakan “Dagelan Politik” yang berpotensi mengaburkan persoalan utama dalam janji-janji politiknya terkait infrastruktur, lapangan pekerjaan, UMKM dan lainya.
“Saling serang antara DPRD dan Bupati itu cuma isu pengalihan. Di lapangan, masyarakat menunggu janji-janji Pilkada yang sampai hari ini belum banyak bukti nyatanya,” ungkap Bangun, Rabu (30/7/2025).
Menanggapi hal itu, Ketua Demokrat Banjarnegara secara tegas membantah anggapan Dagelan Politik antara Bupati dan Ketua DPRD.
“Gak ada dagelan. Ini murni soal komunikasi yang belum terjalin saja. Saya di Jawa Tengah juga merasakan hal yang sama, kita menunggu arahan dan keputusan dari atas. Karena memang harus ada pembahasan bersama. Jadi ini belum ketemu kuncinya saja,” tegasnya.
Doddy juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak melihat dinamika ini secara hitam-putih. Ia menyebut bahwa seluruh unsur pemerintahan saat ini sedang beradaptasi, dan berproses dalam masa awal pemerintahan Bupati Banjarnegara.
“Yang harus dipahami, kondisi ini masih baru. Jadi kalau kelihatan belum klop, itu wajar. Nanti kalau sudah ada pembahasan yang tajam dan konkret, titik terang pasti akan ditemukan,” ucap Doddy.
Diketahui, Bupati Amalia dan Ketua DPRD Banjarnegara, Anas Hidayat, merupakan politisi dari satu partai yang sama, yaitu Demokrat.
Kedua pimpinan tertinggi di Kabupaten Banjarnegara ini juga sama-sama mengemban amanah yang baru ia jabat sebagai Bupati dan Ketua DPRD.
Sementara, lebih jauh, Doddy menyampaikan pesan penting agar komunikasi antarlembaga dijaga agar tidak menimbulkan kegaduhan yang kontraproduktif bagi pembangunan daerah.
Ia juga menekankan pentingnya tidak menjadikan polemik ini sebagai bahan gorengan politik yang justru menghambat kemajuan Banjarnegara.
“Ke depan, paling penting komunikasi. Gak usah terlalu bertubrukan. Semua bisa dibahas baik-baik. Setiap kata, setiap omongan itu harus dicerna dulu. Ini mungkin ada misunderstanding antara Ketua DPRD dan Bupati. Dan saya mohon juga kepada pihak luar, jangan digoreng-goreng. Kita semua di Banjarnegara ini kan sama-sama ingin daerah ini maju,” kata Doddy.
Seperti diberitakan sebelumnya, hubungan antara eksekutif dan legislatif menjadi sorotan publik setelah Ketua DPRD Banjarnegara, Anas Hidayat, menyampaikan desakan kepada eksekutif untuk pro terhadap rakyat.
Dilansir Beritabersatu. Pun sebaliknya, Bupati Banjarnegara memberikan pernyataan balik dengan tegas. Ia mendesak agar DPRD juga berpihak kepada rakyat.
Dalam sistem pemerintahan daerah, relasi antara eksekutif dan legislatif bukan hanya sebatas pengawasan dan penganggaran, tetapi juga harus dibangun di atas prinsip kemitraan.
Kedua belah pihak diharapkan dapat bersinergi dalam menyusun dan menjalankan kebijakan yang menyentuh kepentingan masyarakat secara langsung.
Doddy juga menekankan bahwa sinergi tersebut harus dijaga, dan komunikasi yang sehat merupakan fondasi utama. “Jangan sampai komunikasi yang lemah justru merusak program besar yang sudah disusun. Kita ini sedang membangun Banjarnegara,” pungkasnya.
Penulis : Arief Ferdianto