Banjarnegara, Beritabersatu – Bupati Banjarnegara, dr. Amalia Desiana, menyampaikan kritik terhadap layanan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDAM) Tirta Serayu.
Di hadapan jajaran direksi dan pegawai perusahaan air daerah itu, Bupati mengungkapkan bahwa mayoritas aduan masyarakat kepadanya terkait ketidakpuasan pelanggan terhadap kinerja PERUMDAM.
Hal itu disampaikan langsung olehnya di acara Launching Layanan Help Desk serta Pengarahan Pegawai PERUMDAM Tirta Serayu Banjarnegara di Aula Sasana Adi Praja, Kamis (31/7/2025).
“Saya merima pengaduan dari masyarakat terkait PERUMDAM, dari 10 aduan yang masuk, 8 diantaranya aduan negatif dengan cerita masing-masing, saya ingin setelah ini ada peningkatan kualitas pelayanan,” kata Amalia, dikutip, Sabtu (2/8).
Bupati Amalia menegaskan, perlunya perbaikan menyeluruh, mulai dari kualitas air hingga proses penyambungan dan respons cepat terhadap gangguan.
Meski demikian, Amalia menyebut bahwa di bawah kepemimpinan direktur saat ini, PERUMDAM mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan.
“Namun perbaikan ini jangan berhenti di tataran internal saja. Pelanggan harus bisa langsung merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Bupati juga memberi peringatan tegas kepada perusahaan itu. Menurutnya, jika PERUMDAM tidak sehat dampaknya akan langsung menyentuh ke pegawai.
“Jika PERUMDAM ini sehat, akan dirasakan oleh para karyawan. Namun, jika sakit atau merugi otomatis banyak hal yang harus dilakukan, salah satunya ialah efisiensi tenaga kerja, dan itu tidak ingin terjadi di masa kepemimpinan saya,” tegasnya.
Ia mendorong perluasan jangkauan layanan hingga ke warga yang selama ini belum menjadi pelanggan. “Jangan biarkan masih ada penyedotan liar. Masyarakat sebenarnya mau jadi pelanggan, asal kualitas airnya terjamin,” paparnya.
Menanggapi arahan Bupati, Direktur PERUMDAM Tirta Serayu, Bahar Ibnu Hajar, memaparkan sejumlah inovasi yang telah dilakukan perusahaannya.
Salah satu program unggulan terbaru adalah, peluncuran layanan Help Desk digital yang dapat diakses 24 jam melalui WhatsApp (Wa).
“Kita sudah menggunakan AI dan sistem robotik ‘Cek Wod’, sehingga keluhan pelanggan bisa ditangani lebih cepat,” kata Ibnu.
Ia juga menjelaskan bahwa sistem tersebut akan disosialisasikan kepada seluruh pegawai dan masyarakat untuk memastikan pelayanannya berjalan optimal.
Selain Help Desk, PERUMDAM juga menerapkan sistem Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) untuk memantau produksi air secara real-time di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang ada di Sigaluh.
“Dengan SCADA, kita bisa melihat detik demi detik produksi air, sehingga bisa segera mengevaluasi jika ada gangguan dalam distribusi,” jelasnya.
Lebih jauh, Ibnu mengatakan bahwa sepanjang tahun 2024-2025 banyak pencapaian yang dilaksanakan.
Pencapaian ini, kata dia, akan meningkatkan kompetensi PERUMDAM sebagai salah satu operator penyediaan air minum di Banjarnegara.
Namun demikian, inovasi teknologi ini belum cukup menjawab kritik mendasar yang disampaikan Bupati dan masyarakat terkait keluhan tentang distribusi air, lambannya perbaikan, hingga ketidakmerataan pelayanan. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada PR besar di tubuh PERUMDAM.
Kini, sorotan publik tertuju pada langkah manajemen. Apakah inovasi digital dan sistem canggih yang diluncurkan benar-benar membawa perubahan nyata, atau sekadar tampilan modern tanpa menyentuh akar masalah yang dirasakan pelanggan?
(Arief Ferdianto)