Beritabersatu.com, Sinjai – Baru-baru ini salah seorang warga di Desa Lasiai, Kacamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai, Alm. Yahman Bin Asis (23) ditemukan meninggal dunia diduga akibat kesetrum listrik jeratan babi.
Menanggapi hal tersebut, Kapolsek Sinjai Timur Iptu Muksin Sirajuddin mengeluarkan surat himbauan yang ditujukan kepada Lurah dan Kepala Desa se-Kecamatan Sinjai Timur.
Kapolsek Sinjai Timur Iptu Muksin Sirajuddin saat dikonfirmasi Beritabersatu.com membenarkan terkait surat himbauan tersebut.
“Surat himbauan ini sudah kami edarkan melalui Bhabinkamtibmas di masing-masing wilayah yang ada di Kecamatan Sinjai Timur dan juga sudah kami kordinasikan bersama Camat,” Ujar Iptu Muksin Sirajuddin, Jumat (14/2).
Ia juga menjelaskan, surat himbauan ini bertujuan demi keselamatan dan keamanan masyarakat.
“Kami berharap kepada para kepala desa dan lurah serta bhabinkamtibmas agar menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan perangkat babi yang beraliran listrik,” Imbaunya.
“Penggunaan perangkat babi yang beraliran listrik tersebut dapat menimbulkan bahaya bagi manusia dan hewan lainnya. Maka dari itu mari kita bersama-sama mencari solusi untuk membuat jeratan babi dengan metode pengendalian hama babi yang lebih aman dan ramah lingkungan,” Jelasnya.
Hal tersebut juga ditanggapi oleh Camat Sinjai Timur Andi Saoraja Arie Lesmana. Menurutnya surat himbauan yang dikeluarkan oleh Kapolsek Sinjai Timur itu sudah tepat.
“Turut berduka cita atas meninggalnya warga. Himbauan Polsek sangat tepat, perangkap babi yang dialiri listrik ini kan digunakan petani untuk melindungi tanaman dari hama babi dan jika petani berhasil maka harga komoditi dapat terkontrol. Namun petani perlu berhati-hati karena manusia berpotensi tersengat sebab tidak mengetahui keberadaan perangkap sehingga menyebabkan korban,” Ungkap Andi Saoraja Arie Lesmana
” Disisi lain, petani pun perlu dibantu memikirkan solusi supaya bisa panen untuk dijual menghidupi keluarganya. Setiap tahun hampir semua desa sudah melakukan berburu babi tapi hasil kurang memuaskan dan terkadang dapat banyak, terkadang tangkapan tidak seberapa. Pemerintah kecamatan pun pernah menginisiasi sayembara babi namun masih terkendala,” Tuturnya.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat khususnya petani pengguna perangkap babi yang beraliran listrik agar tidak lagi menggunakannya. Karena dapat menyebabkan manusia ikut tersengat dan sambil mencari solusi yang ramah bagi lingkungan disekitar tanaman.
“Saya juga berharap kepada masyarakat bisa memberikan masukan. Barangkali ada yang bisa menawarkan teknologi atau metode lainnya supaya petani bisa bekerja dengan aman dan berhasil,” Harapnya. (Azhari)