BERITABERSATU.COM, JEMBER — Pemotongan anggaran dari pusat sebesar hampir 350 miliar rupiah untuk Pemerintah Kabupaten Jember tahun 2026 menjadi tantangan berat. Namun, Bupati Jember Muhammad Fawait menegaskan bahwa hal itu tidak menjadi alasan untuk berhenti melakukan evaluasi dan inovasi.
Pernyataan itu disampaikannya saat menggelar rapat evaluasi bersama seluruh kepala OPD dan Camat di Dira Kencong, dalam rangkaian acara Bunga Desaku pada Sabtu (21/11/2025) malam.
“Ada beberapa OPD yang memang kami pangkas program-programnya. Bukan berarti kita tidak perhatian sama OPD itu,” ungkap Bupati.
Alih-alih tertekan, ia melihat adanya potensi untuk mencari dukungan tambahan dari pusat. Oleh karena itu, ia menyatakan tidak akan “anti perjalanan dinas” tahun depan, dengan syarat perjalanan itu bisa membawa manfaat yang lebih besar.
“Gak papa, saya suport termasuk ke Jakarta. Kalau mau kunjungan kerja pasti harus ke Jakarta. Kalau tidak ke Jakarta agak curiga, misal mau studi banding ke Jogja, apanya yang dikunjungi wong sekarang zaman internet,” terangnya sambil memberikan contoh: jika perjalanan dinas menghabiskan 10 juta rupiah, harusnya bisa membawa pulang manfaat sebesar 100 juta bahkan 1 miliar rupiah.
Dari itu, Bupati memberikan arahan bahwa setiap OPD yang akan melakukan kunjungan kerja harus menuju Jakarta. ” Dan salah satu penilaiannya harus bisa pulang membawa program. Caranya ya harus sering ke Jakarta, ” katanya. Ia mengajak semua OPD untuk bergantian ke Jakarta, namun dengan tujuan yang jelas dan hasil yang pasti.
Secara spesifik, Bupati meminta Kadis Perdagangan dan Kadis Tenaga Kerja untuk aktif ke Jakarta. Alasannya, pasar tradisional di Jember membutuhkan banyak perbaikan, dan terdapat program dari pemerintah pusat sebesar total 2 triliun rupiah yang dibagikan secara 5 miliar rupiah per pasar tradisional. “Sehingga bapak pro aktif ke Jakarta. Para kepala OPD yang lainya saya berharap ke Jakarta. Kalau tahun depan anggarkan untuk ke Jakarta,” tuturnya.
Selain itu, Bupati berkomitmen untuk tidak melakukan pemotongan Tunjangan Tambahan Penghasilan (TPP) bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Hal ini berbeda dengan beberapa kepala daerah lainnya yang mengurangi TPP ketika mengalami pemotongan anggaran dari pusat. Namun, komitmen ini memiliki syarat, semua elemen pemerintahan harus membantu mempromosikan Jember untuk memberikan optimisme kepada masyarakat tentang pembangunan dan pengembangan pariwisata.
” Kami meminta semua OPD, Camat, BUMD beserta jajarannya agar upload di akun Facebook, Tiktok dan Instagram untuk membantu mempromosikan potensi Jember seperti pariwisata, kuliner atau pun potensi lainnya dengan materi yang akan disiapkan nanti, melalui kegiatan Olahraga Sore Bersama (Osma) yang rutin digelar setiap Jumat di stadion Jember Sport Garden (JSG),” jelasnya.
Tujuan dari upaya promosi itu adalah untuk memajukan Jember melalui kolaborasi seluruh elemen. ” Contoh Jumat ini kita terkait wisata watu ulo sekalian hastagnya. Itu bisa menjadi sesuatu yang viral sehingga bisa terbaca oleh orang-orang di luar maupun di dalam Kabupaten Jember, ” ujar Bupati Fawait yang penuh semangat.
Dengan langkah-langkah strategis tersebut, Pemerintah Kabupaten Jember berusaha mengubah tantangan pemotongan anggaran menjadi kesempatan untuk bekerja lebih cerdas, proaktif, dan bersama-sama memajukan daerah. (Tahrir)