Beritabersatu.com, Blitar – Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA) Kabupaten Blitar dituding menjadikan operasi penegakan hukum keimigrasian sebagai ajang “wisata industri” di PT Greenfields Indonesia Dairy Farm 2, Wlingi, Kamis (30/10/2025). Alih-alih menjalankan fungsi pengawasan Warga Negara Asing (WNA) secara serius, kegiatan yang melibatkan puluhan personel gabungan ini justru disorot karena berakhir di ruang pemerahan susu.
Operasi yang dipimpin oleh Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Blitar, Fajar Muhammad, dan melibatkan sekitar 25 personel dari unsur Forkopimcam Wlingi, TNI, dan Polri, tersebut menuai tanda tanya besar.
Fakta di lapangan menunjukkan, tim gabungan yang tiba pukul 10.45 WIB ini tidak menemukan satu pun WNA yang melanggar. Namun, sumber di lokasi menyebutkan, agenda utama tim seolah bergeser setelah menerima paparan dari pihak HRD PT Greenfields. Puncak dari “sidak” yang dipertanyakan publik ini adalah momen ketika para petugas lebih banyak menghabiskan waktu di area produksi, khsusunya menonton proses pemerahan susu.
“Memang ada sidak oleh tim imigrasi Blitar di PT Greenfields, tetapi tidak ada WNA yang ditemukan. Setelah itu mereka hanya melihat proses pemerahan susu,” ujar Camat Wlingi, Besta Alfinsia Rachmawan, saat dikonfirmasi. Ucapan sang camat justru menggarisbawahi keganjilan alur operasi ini.
Petugas Imigrasi Sempat Mengelak
Kejanggalan sidak ini semakin menguat dengan respons pihak Imigrasi Blitar. Pihak Imigrasi Blitar, Rini, ketika pertama kali dihubungi wartawan, mengelak tentang adanya operasi di Greenfields. Baru setelah didesak, ia membenarkan bahwa kegiatan tersebut memang berlangsung di wilayah Wlingi. Upaya berkelit ini menambah daftar pertanyaan tentang transparansi dan motivasi sebenarnya di balik operasi ini.
Esensi Pengawasan yang Diragukan
Publik tak urung menyindir. Esensi kegiatan yang seharusnya berfokus pada penyisiran dan penindakan terhadap keberadaan dan legalitas WNA di Blitar, justru terasa seperti kunjungan seremonial tanpa hasil nyata.
“Kalau sidak malah berakhir lihat sapi perah, apa sebenarnya yang diawasi? Fungsi pengawasan Imigrasi itu untuk apa kalau cuma jadi tontonan?” sindir seorang warga Ngadirenggo yang menolak namanya diungkap, mempertanyakan efektivitas kerja TIMPORA.
Tampaknya, pengawasan orang asing yang semestinya berfungsi memastikan ketertiban hukum keimigrasian, di PT Greenfields kali ini, hanya menyisakan kesan “jalan-jalan” belaka. (Zan)