BERITABERSATU COM, MAKASSAR — Tim Domich dari Universitas Hasanuddin kembali menorehkan inovasi dalam Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKMRE) 2025 dengan mengembangkan sistem penghantaran obat berbasis micelle polymeric dolutegravir thermosensitive in situ vaginal gel (MP-DTG-TIVG).
Riset ini ditujukan untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke anak atau Mother-to-Child Transmission (MTCT), yang masih menjadi jalur utama infeksi HIV pada bayi.
Menurut data WHO tahun 2023, terdapat lebih dari 39 juta orang hidup dengan HIV, dan 20,5 juta di antaranya adalah perempuan. Di Indonesia, 31,57% kasus baru HIV terjadi pada perempuan hamil atau berisiko hamil, menjadikan MTCT sebagai ancaman nyata. Dolutegravir (DTG) sebagai terapi lini pertama memang efektif, namun pemberian oral berisiko menimbulkan toksisitas akibat akumulasi obat di janin.
Berangkat dari permasalahan tersebut, lima mahasiswa Unhas, yakni Johusua Entho Unawekla (Farmasi 2022), Alyssa Puan Maharani (Farmasi 2022), Aramita Farzana (Farmasi 2022), Muh. Abid (Farmasi 2023) dan Putri Saktiani Nur Rahman (Pendidikan dokter 2022), di bawah bimbingan Prof. Andi Dian Permana, mengembangkan sistem MP-DTG-TIVG yang mampu menghantarkan DTG langsung ke plasenta tanpa menembus janin.
“Sistem penghantaran yang kami kembangkan dirancang agar dapat berubah menjadi gel saat suhu tubuh tercapai, sehingga mampu bertahan lebih lama di area aplikasi dan melepaskan obat secara terkontrol,” ujar ketua tim, Johusua.
Sementara itu, Aramita Farzana selaku penanggung jawab uji farmakokinetika menjelaskan bahwa sistem ini berhasil menghantarkan obat hingga ke plasenta dalam kadar yang efektif, namun tetap aman karena tidak terdeteksi pada jaringan janin. “Hal ini menunjukkan bahwa formulasi kami berpotensi memberikan efek terapi yang optimal sekaligus meminimalkan risiko toksisitas,” tambahnya.
Riset ini telah melalui berbagai tahapan, mulai dari validasi metode analisis menggunakan spektrofotometri UV/Vis, formulasi dan karakterisasi MP-DTG dan TIVG, uji pelepasan in vitro, permeasi ex vivo, hingga uji keamanan seperti hemolisis dan HET-CAM. Hasilnya menunjukkan bahwa sediaan tidak menimbulkan iritasi dan tidak mengganggu flora normal vagina.
Tim Domich berharap inovasi ini dapat menjadi landasan pengembangan terapi HIV yang lebih aman bagi ibu dan janin, serta berkontribusi dalam pengendalian MTCT di Indonesia. Riset ini didanai oleh Belmawa dan dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika, Biofarmasi, dan Mikrobiologi Fakultas Farmasi Unhas sejak Juli 2025.
“Bersama Domich, kami ingin mewujudkan generasi yang lahir sehat dan bebas dari rantai penularan HIV,” tutup Alyssa puan Maharani, anggota tim yang menangani uji keamanan sediaan. (**)