Beritabersatu.com, Blitar – Komisi I DPRD Kota Blitar melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Kelurahan Kepanjenlor, menyusul beredarnya sebuah video di media sosial soal kerusakan lantai keramik di area pendopo kelurahan.
Diketahui, pembangunan Gedung Kelurahan Kepanjenlor dilakukan pada tahun 2023 lalu, dengan anggaran sekitar Rp 2,8 Miliar.
Ketua Komisi I DPRD Kota Blitar, H Agus Zunaidi, SE membenarkan adanya sejumlah kerusakan lantai keramik di area pendopo kelurahan. Namun, kerusakan tersebut kini telah diperbaiki.
“Kita melakukan sidak ini setelah melihat adanya video yang beredar di media sosial. Kita lakukan evaluasi, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Memang ditemukan ada beberapa bagian lantai keramik yang rusak, meski sudah dibenahi,” ujar Agus disela-sela sidak, Selasa (7/10/2025).
Agus juga menambahkan, kejadian ini merupakan pembelajaran bagi pengguna anggaran, konsultan perencanaan dan pengawasan agar proyek pembangunan kota bisa dilakukan lebih baik lagi.
Dalam kesempatan yang sama, pihak kontraktor dari CV Sari Bumi Perkasa menjelaskan bahwa narasi yang beredar di media sosial, tidak sepenuhnya benar. Kerusakan lantai yang ambles dan keramiknya terlepas bukan disebabkan oleh kualitas pengerjaan yang buruk secara keseluruhan. Melainkan, masalah utama bersumber dari adanya aliran air di bawah tanah yang menggerus material urugan di area tersebut.
“Kami menyadari adanya kerusakan lantai di salah satu titik pendopo. Setelah kami selidiki, masalahnya bukan pada teknik pemasangan keramik secara umum, tetapi ada sumber air yang mengikis urugan di bawahnya, menyebabkan tanah ambles,” terang Nanang selaku pihak kontraktor CV Sari Bumi Perkasa.
Isu yang paling santer beredar di video adalah klaim bahwa keramik dipasang hanya menggunakan batu koral. Pihak CV Sari Bumi Perkasa dengan lugas membantah keras tudingan ini.
Mereka membenarkan bahwa penggunaan batu koral adalah inisiatif sementara dari pihak kelurahan untuk mengurug bagian yang ambles saja, sebelum perbaikan permanen bisa dilakukan. Upaya ini dilakukan sebagai langkah cepat agar area tersebut tidak membahayakan.
“Video yang beredar itu seolah-olah menyimpulkan semua pemasangan keramik pendopo menggunakan koral. Itu sangat keliru. Batu koral hanya digunakan oleh pihak kelurahan untuk menimbun sementara bagian yang sudah ambles akibat gerusan air, demi keamanan, sambil menunggu proses perbaikan,” tegasnya, menekankan bahwa material konstruksi utama telah sesuai spesifikasi.
Meskipun secara teknis kerusakan yang diakibatkan oleh faktor alam (erosi air) dan langkah penanganan sementara oleh pihak kelurahan (pengurugan koral) bisa dianggap sudah di luar masa dan tanggung jawab rekanan sesuai kontrak, CV Sari Bumi Perkasa menunjukkan itikad baik.
Demi menjaga nama baik dan rasa tanggung jawab moral terhadap fasilitas publik Kota Blitar, mereka menyatakan bersedia melakukan perbaikan menyeluruh pada bagian yang bermasalah tersebut.
“Kami didorong oleh tanggung jawab moral. Walaupun mungkin ini di luar cakupan garansi akibat faktor alam dan inisiatif pengurugan, kami tidak ingin fasilitas ini rusak. CV Sari Bumi Perkasa berkomitmen untuk segera memperbaiki bagian yang ambles agar pendopo Kelurahan Kepanjenlor dapat digunakan kembali secara aman dan nyaman oleh masyarakat,” pungkasnya.
Langkah ini diharapkan dapat meredam spekulasi negatif yang beredar di masyarakat dan membuktikan komitmen kontraktor dalam memberikan hasil kerja yang berkualitas, sekaligus menunjukkan responsibilitas perusahaan meskipun menghadapi kendala tak terduga pasca-pembangunan. (Zan)