Beritabersatu.com, Blitar – Komisi III DPRD Kabupaten Blitar menuai sorotan tajam setelah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu peternakan sapi di wilayah Blitar Selatan, Rabu (02/10/2025). Langkah ini dinilai tidak sesuai dengan prioritas masalah lingkungan yang tengah dihadapi masyarakat, yaitu pencemaran bau busuk dari peternakan ayam petelur yang diduga tidak memiliki izin lengkap serta bermasalah dalam pengolahan limbah.
Ironisnya, sidak tersebut dilakukan di tengah derasnya aduan warga Desa Ngaringan, Kecamatan Gandusari, dan Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun, yang sudah berbulan-bulan mengeluhkan bau menyengat dari aktivitas peternakan ayam milik CV Bumi Indah maupun CV Bumi Daya. Bahkan, sebelumnya Komisi III DPRD sendiri sempat mengakui telah menerima keluhan warga serta berencana memanggil pemilik peternakan untuk dimintai klarifikasi.
Namun, di luar dugaan, agenda sidak justru diarahkan ke peternakan sapi. Hal ini memicu tanda tanya besar dari kalangan aktivis lingkungan maupun masyarakat terdampak, yang menilai DPRD seolah mengabaikan persoalan utama.
Salah satu warga Desa Ngaringan yang enggan disebut namanya mengaku kecewa dengan sikap Komisi III.
“Bau busuknya ini sudah tidak wajar. Kami menduga pengolahan limbahnya sangat buruk, atau bahkan tidak sesuai prosedur. Apalagi kabarnya ada peternakan yang belum punya izin lengkap, itu yang harusnya disidak lebih dulu,” ujarnya.
Masyarakat berharap Komisi III DPRD Kabupaten Blitar segera menunjukkan keberpihakan dengan menindaklanjuti aduan warga secara serius. Sidak, menurut mereka, seharusnya diprioritaskan pada peternakan ayam petelur yang jelas-jelas bermasalah, bukan mengalihkan perhatian ke peternakan sapi yang dampak lingkungannya dinilai lebih kecil.
Langkah Komisi III ini pun kini tengah menjadi sorotan publik. DPRD sebagai lembaga pengawas diharapkan tidak kehilangan kepekaan terhadap isu-isu krusial yang menyangkut kesehatan dan kenyamanan masyarakat Blitar. (Zan)
