Detik-Detik Mencekam 15 Jam Mengapung di Laut: Enam Pemancing Parepare Selamat dari Terjangan Puting Beliung

by Syamsuddin
0 comments

BERITABERSATU.COM, PAREPARE – Enam pemancing asal Parepare nyaris kehilangan nyawa setelah perahu yang mereka sewa dihantam puting beliung dan ombak setinggi tiga meter di perairan antara Kabupaten Barru dan Pangkep. Setelah terombang-ambing di atas perahu terbalik selama kurang lebih 15 jam, keenamnya akhirnya diselamatkan oleh nelayan Pangkep.

Para korban yakni, Maruf, Wahyu, Made, Ahmad, Anto, dan Aco, berangkat memancing pada hari Minggu (28/9/2025) ke spot Campur Sari Killae. Perjalanan yang memakan waktu sekitar satu jam dari Parepare itu awalnya berjalan lancar.

Kondisi berubah drastis pada Minggu sore, sekitar pukul 18.00 Wita. Saat ikan sedang banyak-banyaknya, lokasi mendadak gelap total disertai hujan lebat dan angin kencang.

“Tiba-tiba lokasi itu gelap dan hujan disertai angin kencang turun. Angin kencang itu adalah angin puting beliung yang menyambar perahu,” cerita Made, salah satu korban, saat ditemui di Parepare, Rabu (1/10/2025).

Bersamaan dengan angin puting beliung, ombak setinggi tiga meter menghantam keras perahu milik Wahid yang mereka sewa. Hantaman itu membuat perahu langsung terangkat, terbalik, dan tiang tenda patah. Mereka terperangkap di kegelapan malam tanpa ada satu pun nelayan lain yang melintas.

Kenam pemancing itu harus berjuang keras bertahan di atas lambung perahu yang sudah terbalik dan mengapung, dari Minggu malam hingga Selasa pagi. Selama kurang lebih 15 jam, mereka hanya bisa pasrah sambil terus berharap bantuan datang.

“Tidak ada nelayan yang melintas pada malam itu, semua bertahan sampai pagi,” tambah Made.

Pertolongan baru datang sekitar pukul 08.00 Wita keesokan harinya, Selasa (30/9/2025), ketika sebuah perahu nelayan melintas dalam perjalanan menuju Pangkep. Para nelayan tersebut langsung menolong enam pemancing Parepare itu dan membawa mereka ke Pangkep.

Setibanya di Pangkep, keenam korban dijemput oleh keluarga masing-masing dalam keadaan selamat. Meski bersyukur, mereka harus merelakan kerugian materi. Semua ponsel rusak akibat terendam air laut, bahkan ada yang tenggelam.

“Kami ikhlas semuanya hilang yang penting nyawanya selamat,” ujar Made penuh syukur. “Biar hasil pancing hilang yang penting kita selamat.”

Pemilik perahu, Wahid, juga mengaku lega para penyewa perahunya selamat, meski harus kehilangan genset senilai Rp3 juta.

“Tidak masalah kalau gensetnya tenggelam, yang penting para pemancing nyawanya selamat,” kata Wahid. “Harta bisa dicari tapi nyawa tidak bisa kembali, makanya saya sangat bersyukur mereka selamat.” Pungkasnya.

Perahu Wahid sendiri sudah berhasil dievakuasi oleh nelayan dan kini berada di Garongkong, Kabupaten Barru, dan akan segera diambil oleh pemiliknya. (Smr)

You may also like