BANJARNEGARA, BERITABERSATU – Di tengah maraknya penggunaan media sosial untuk hiburan semata, Kepala Desa (Kades) Kalilunjar, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, Slamet Raharjo atau yang akrab disapa Kampleng, justru menunjukkan sisi lain dari platform digital. Ia memanfaatkan popularitasnya di TikTok untuk melakukan aksi sosial yang konsisten membantu warganya yang membutuhkan.
Sosok Kampleng kini tengah viral di media sosial setelah beberapa kali aksinya membagikan sembako dan uang tunai kepada masyarakat terdokumentasi dan tersebar luas di media sosial TikTok.
Yang membuatnya unik, sumber dana yang digunakan bukan berasal dari bantuan pemerintah, melainkan dari hasil siaran langsung (live streaming) di TikTok.
Hasil Live TikTok untuk Aksi Sosial
Dalam wawancara dengan wartawan Beritabersatu.com di Balai Desa Kalilunjar, Rabu (27/8/2025), Slamet mengungkapkan bahwa kegiatan sosial yang ia lakukan murni berasal dari donasi para penonton atau “gift” yang diberikan selama ia melakukan live di TikTok.
“Kalau dana dari pemerintah itu kan sudah jelas, ada program seperti BLT dari Dana Desa (DD) dan bantuan sosial lainnya. Tapi Alhamdulillah, dari hasil bermain TikTok kami juga mendapat rezeki, dan itulah yang kami bagikan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan,” jelas Slamet.
Ia menyebut, pendekatan ini dilakukan agar media sosial tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga bisa membawa manfaat nyata bagi masyarakat.
“Seperti yang sering saya katakan, ‘Khoirunnas anfa’uhum linnas’, bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang memberi manfaat bagi orang lain. Dan saya rasa, media sosial bisa jadi jalan untuk itu, kalau kita maksimalkan dengan cara yang positif,” lanjutnya.
Ketika ditanya mengenai jadwal pembagian bantuan, Slamet menjelaskan bahwa kegiatan tersebut tidak memiliki jadwal rutin. Bantuan bisa diberikan satu atau dua kali dalam sebulan, tergantung dari saldo hasil live yang tersedia.
“Kami tidak selalu punya jadwal pasti. Kadang sebulan dua kali, kadang tidak. Tergantung dari hasil live. Kalau ada saldo dari gift, kita bagikan. Kalau tidak ada ya kita tunda. Karena Itu bagian dari rezeki mereka juga,” ucapnya.
Slamet juga mengaku bahwa bentuk bantuannya beragam mulai dari beras, uang tunai, bahkan sesekali pernah memberikan bantuan barang seperti Handphone (Hp).
“Pernah juga saya kasih HP ke warga, terutama mereka yang bisa memanfaatkan HP itu untuk jadi konten kreator juga, biar bisa ikut produktif di media sosial,” tambahnya.
Slamet mengaku sudah menggunakan TikTok sejak lama, namun baru beberapa bulan ia menyadari potensi dari fitur live streaming untuk mendapatkan gift yang bisa diuangkan.
“Dulu main TikTok cuma buat senang-senang, tapi setelah tahu bisa ada penghasilan dari live, saya mulai serius. Tapi tetap tujuannya bukan cari uang pribadi, melainkan bisa membantu orang lain lewat situ,” tuturnya.
Dirinya berharap masyarakat bisa melihat media sosial sebagai peluang positif, bukan sekadar tempat untuk saling menjatuhkan atau menyebar kebencian.
“Media sosial itu tergantung kita memakainya. Bisa buat kejelekan, bisa buat manfaat. Kalau bisa dimaksimalkan buat bantu orang, kenapa tidak? Jangan saling hujat, tapi saling dorong untuk maju,” tegasnya.
Dorong Warga Jadi Konten Kreator Produktif
Sebagai kepala desa, Slamet juga mendorong warganya, terutama generasi muda, untuk kreatif memanfaatkan platform digital sebagai sumber penghasilan tambahan. Ia percaya bahwa menjadi konten kreator adalah peluang ekonomi baru yang bisa digarap secara positif.
“Saya harap warga, terutama anak muda, bisa jadi konten kreator yang kreatif. Yang penting niatnya baik, jangan saling menjatuhkan, tapi saling mendukung untuk kemajuan bersama,” pungkasnya.
Langkah unik dan inspiratif yang dilakukan Kades Kalilunjar ini mendapat sambutan positif dari warganya. Banyak yang mengaku terbantu secara langsung oleh bantuan yang ia salurkan, terlebih di tengah kondisi ekonomi yang kurang baik.
Beberapa warga bahkan menyatakan rasa bangga memiliki pemimpin desa yang tidak hanya aktif di lapangan, tapi juga mampu mengikuti perkembangan zaman dan memanfaatkannya untuk kebaikan bersama.
Dengan pendekatan yang menggabungkan teknologi, kepedulian sosial, dan kepemimpinan yang inspiratif, Slamet Raharjo alias Kampleng menjadi contoh bahwa kepala desa tak harus terpaku pada cara-cara konvensional. Ia membuktikan bahwa dengan kreativitas dan hati yang tulus, media sosial pun bisa menjadi alat perubahan dari desa, untuk desa.
Penulis : Arief Ferdianto