632 Jemaah Haji Tiba di Pemalang, 2 Meninggal di Tanah Suci

0 comments

PEMALANG,BB—Pemerintah Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah menyambut kedatangan para jemaah haji setelah melaksanakan ibadah Haji di Tanah Suci Mekkah Arab Saudi, Rabu (18/6/2025).

Total ada 634 haji asal Pemalang tergabung dalam tiga kloter. Rinciannya sebanyak 231 jemaah di kloter 18, 351 jemaah di kloter 19 dan 50 jemaah di kloter 20. Adapun dua orang jemaah yang meninggal di Tanah Suci tergabung dalam kloter 18.

Selama proses pelaksanaan ibadah, Petugas Haji Daerah (PHD) Pemalang, Maesaroh, menyebut seluruh kegiatan jemaah berjalan lancar. Khususnya pada kloter 19, tidak ada jemaah dirawat di rumah sakit atau klinik kesehatan.

“Semuanya lancar dan khusus kloter 19 tidak ada yang sakit dan rawat di rumah sakit. Beberapa ada hanya cek kesehatan aja tidak sampai dirawat,” jelasnya.

Perihal beredarnya video banyaknya jemaah terlantar, Maesaroh menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena kepadatan lalu lintas saat bus akan melakukan penjemputan sehingga beberapa jemaah harus menunggu lebih lama. Bahkan mereka yang fisiknya kuat untuk berjalan memilih untuk berjalan kaki agar lebih cepat.

Bupati Pemalang Anom Widiyantoro saat menyambut kedatangan para jamaah haji itu mengucapkan selamat datang dan selamat kembali ke tanah air kepada para jamaah haji.

Bupati Anom turut bersyukur karena jemaah telah menyelesaikan rangkaian ibadah haji dengan baik, serta kembali dalam keadaan sehat dan selamat.

“Kami juga mendoakan, semoga Bapak/Ibu menjadi haji dan hajjah yang mabrur/mabruroh, menunjukkan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” ucap.Bupati.

Bupati berharap para jamaah haji dapat menjadi teladan dalam kehidupan bermasyarakat, menebarkan kebaikan, memperkuat ukhuwah Islamiyah, serta ikut berperan aktif dalam membangun lingkungan yang religius, harmonis, dan berkeadaban.

“Kehadiran Bapak dan Ibu di tengah masyarakat diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya, untuk terus mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menunaikan rukun Islam yang kelima, dengan meningkatnya keimanan, ketakwaan, serta akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Haji mabrur bukan hanya dinilai dari kesempurnaan ritual, namun juga dari perubahan sikap dan peran positif di tengah masyarakat setelah kembali,” harapnya.

Menurutnya, masyarakat selalu memandang bahwa orang yang telah menunaikan ibadah haji memiliki banyak kelebihan, baik dari segi spiritual maupun moral. Namun demikian, pandangan itu sejatinya bukanlah sesuatu yang layak untuk dibanggakan secara berlebihan.

“Sebab, hakikat dari ibadah haji bukanlah pada gelar atau pengakuan sosial, melainkan pada peningkatan kualitas iman, akhlak, serta peran nyata dalam membawa manfaat bagi lingkungan sekitar,” pungkasnya.(*)

You may also like