Banjarnegara, Beritabersatu – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Banjarnegara telah mengambil langkah progresif dalam mendukung program Asta Cita dari Presiden Prabowo dan Akselerasi dari Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto.
Melalui Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Tengah (Jateng), Mardi Santoso, Rutan Banjarnegara mempercepat pengembangan budidaya sayur holtikultura di lahan kosong yang dimilikinya.
Kegiatan tersebut tidak hanya merupakan bentuk kontribusi terhadap ketahanan pangan, tetapi juga sebagai bagian dari upaya membina kemandirian pada warga binaan.
Program ini difokuskan pada pemanfaatan lahan kosong di area Rutan untuk menanam berbagai jenis sayuran holtikultura seperti kangkung, sawi, bayam, cabai, dan sebagainya.
Para warga binaan dilibatkan secara aktif dalam seluruh proses pertanian, mulai dari pembibitan, penanaman, hingga panen.
Dodik Harmono, Kepala Rutan Banjarnegara, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan serta menciptakan pertanian pada lahan terbatas.
Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan warga binaan akan memperoleh pengetahuan yang berguna, serta bisa diterapkan setelah mereka menyelesaikan masa hukumanya.
“Kami ingin memberikan pengetahuan dan keterampilan yang nyata kepada para warga binaan. Melalui kegiatan ini, mereka tidak hanya belajar bercocok tanam, tetapi juga memahami nilai dari pembinaan dan pentingnya kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional,” ungkap Dodik Harmono saat mengawasi langsung kegiatan pertanian di Rutan Banjarnegara, Kamis (22/5).
Program ini sejalan dengan salah satu poin utama dalam Asta Cita, yaitu mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
“Melalui pendekatan yang berbasis pada pembinaan dan pelatihan, Rutan Banjarnegara kini bukan hanya menjadi tempat untuk menjalani hukuman, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan yang produktif dan edukatif,” tambahnya.
Hasil panen dari kebun holtikultura ini, kata dia, dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tambahan di dapur Rutan, sehingga memberikan makanan segar dan bergizi bagi warga binaan.
Selain itu, hasil dari pertanian ini juga digunakan untuk kegiatan bakti sosial, sebagai bentuk nyata dari “Pemasyarakatan pasti bermanfaat untuk masyarakat”.
“Meskipun berada di balik jeruji, para warga binaan tetap bisa berkontribusi, bermanfaat, dan memberi dampak positif bagi kehidupan mereka dan masyarakat sekitar,” tambah Dodik.
Dengan terus dikembangkan dan dievaluasi, Karutan baru itu berharap bahwa program holtikultura ini dapat menjadi model pembinaan yang produktif, dan sebagai pemenuhan dalam mendapatkan Re-integrasi sosial.
(Arief Ferdianto)