Aksi Vandalisme di Bone, Tulisan Ujaran Kebencian Pada Polisi

by Ardin
0 comments

BERITABERSATU.COM, BONE — Pelaku aksi vandalisme di Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan, makin marak dan nyaris tidak terkontrol.

Dengan tulisan ujaran kebencian kepada pihak kepolisian, “Polisi Mesin Pembunuh” yang tertulis di salah satu pagar di Jalan D.I.Panjaitan, Kelurahan Watampone, Kabupaten Bone. Sabtu 5 April 2025.

Kasi Humas Polres Bone, Iptu Rayendra Muchtar, SH yang dikonfirmasi oleh Beritabersatu.com, mengatakan bahwa perlu pengkajian terhadap orang yang melakukan hal tersebut.

“Perlu di kaji lebih dalam terhadap orang yang melakukan hal tersebut,”

“Anggota cek ke sana sudah ada yang hapus belum diketahui siapa yang hapus,” kata Iptu Rayendra.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD dari Partai Golkar, Rismono Sarlim turut menyayangkan adanya vandalisme seperti itu, Rismono berharap bantuan dari segala pihak.

“Sangat menyayangkan adanya vandalisme dan berharap bantuan dari segala pihak. Dapat dicegah dengan bantuan orang tua dan masyarakat sekitar,”

“Orang tua dapat memberikan edukasi pentingnya menjaga dan mengingatkan kebersihan lingkungan kita,”

“Ini dapat pula teman-teman aparat melakukan sosialisasi yang positif tentang pentingnya lembaga kepolisian dan lembaga aparat lainnya yang mempunyai peran serta dalam memberikan pelayanan serta menjamin keamanan bagi lingkungan kita,” ungkap Rismono Sarlim.

Tulisan aksi vandalisme telah terhapus, di foto pada tanggal 6 April 2025.

Angga Prayuda, seorang Aktivis asal Bone, juga menanggapi vandalisme di Jalan D.I. Pandjaitan yang bertuliskan “Polisi mesin pembunuh”.

Hal tersebut adalah bentuk ekspresi extrem terhadap ketidakpuasan atau kemarahan terhadap tindakan polisi, terutama terkait dengan kasus-kasus kekerasan atau penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh oknum polisi.

Tapi disisi lain penggunaan kata-kata seperti itu dapat memperburuk polarisasi sosial dan merusak dialog konstruktif.

“Menyebut polisi sebagai “mesin pembunuh” adalah penyederhanaan yang tidak adil dan dapat mengaburkan niat baik banyak polisi yang berusaha menjalankan tugas mereka dengan integritas,”

“Vandalisme seperti ini bisa mengarah pada peningkatan ketegangan antara masyarakat dan aparat penegak hukum, dan dapat mengganggu usaha untuk menciptakan solusi yang damai,” kata Angga Prayuda.

Laporan : Suparman Warium

You may also like