Bappedalitbang Dukung UPT Puskesmas Udanawu Luncurkan Inovasi “Jeruk Bali”

0 comments

Beritabersatu.com, Blitar – Pandemi Covid-19 merupakan fenomena yang membawa seluruh aspek kehidupan kembali ke kurva dasar. Meskipun 5 tahun telah berlalu, namun dampaknya sulit untuk hilang. Dampak yang dirasakan adalah terkait partisipasi masyarakat untuk datang ke posyandu.

Selain masalah ibu hamil KEK, gizi buruk, gizi kurang terdapat permasalahan lain dengan urgensi dan perkembangan yang berdampak serius dalam deteksi dini stunting.

Masalah baru yang perlu segera ditangani dalam mewujudkan desa bebas stunting adalah mulai dari tingkat partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat salah satunya dapat dilihat melalui tingkat kehadiran balita ke posyandu.

Pada bulan Januari 2023 D/S wilayah Kecamatan Udanawu hanya mencapai 63.6% dari target 80%. Hasil cakupan indikator ini menimbulakan kekhawatiran tentang data balita stunting di wilayah yang tidak valid. Dengan alasan demikian, kami berupaya meningkatkan kegiatan inovasi Apel Sehatku yang berfokus pada penanganan ibu hamil dengan ranting kegiatan lain yaitu Jeruk Bali (Jemput ke Rumah untuk Bayi dan Balita).

Kegiatan ini fokus pada peningkatan kehadiran sasaran posyandu dan perbaikan mekanisme posyandu.

“Dengan adanya himbauan penambahan hari buka posyandu oleh Kementerian Kesehatan, pada tanggal 28 Februari 2023, kami memulai target dan tujuan yang baru dengan ditandainya launching program inovasi Jeruk Bali di Balai Desa Mangunan,” ujar Kepala UPT Puskesmas Udanawu

Kegiatan Jeruk Bali ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan kehadiran balita. Pendampingan dari berbagai kompetensi tim jeruk bali akan meningkatakan kesadaran dan kemampuan kader dalam melaksanakan posyandu.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam inovasi Jeruk Bali ini antara lain: Optimalisasi kehadiran balita ke posyandu, dengan melakukan penjemputan balita, serta perbaikan mekanisme posyandu melalui supervisi Tim Jeruk Bali ke posyandu dengan tingkat kehadiran paling rendah.
Pada awalnya kegiatan penjemputan dilakukan dengan roda 2.

Namun permasalahan muncul ketika sasaran yang harus di jemput lebih dari 1-2 orang. Adanya dukungan lintas sektor yang turut serta memfasilitasi kegiatan Jeruk Bali ini berhasil menjawab tantangan tersebut. Melalui penyediaan akomodasi mobil desa untuk kader yang ingin melakukan penjemputan dengan sasaran yang terlalu banyak.

Dampak positif yang dihasilkan dari Jeruk Bali ini dibuktikan dengan peningkatan tingkat kehadiran peserta posyandu yang sudah dimulai sejak tahun 2023. Rata-rata tingkat partisipasi masyarakat mencapai 83,44% pada tahun 2023. Angka tersebut naik jika dibandingkan rata-rata kehadiran tahun 2022 yaitu 69,65%.

Sedangkan sampai triwulan ketiga tahun 2024 cakupan partisipasi masyarakat datang ke posyandu sudah mencapai 93,82%. Keberhasilan program ini diharapkan mampu menjadi motivasi untuk terus melakukan perbaikan pelayanan kepada masyarakat. (Zan)

You may also like