Beritabersatu.com, Makassar — Ketua LBH Kenustra Bone, Andi Asrul.Amri telah melaporkan secara resmi dugaan kasus Money Politik ke Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan. Senin (25/11/2024).
Hal ini bertanda bahwa LBH Kenustra Bone serius menindaklanjuti dasar temuan 10 ribu paket sembako milik Prof. Zakir Sabara yang sebelumnya viral dan menuai sorotan publik.
Ketua Lembaga Bantuan Hukum Keadilan Nusantara (Kenustra) bone, mendatangi Kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Sulawesi Selatan untuk menyetor sejumlah alat bukti terkait.
“Kami hari ini senin 25 November 2024 mendatangi kantor Bawaslu SulSel untuk melaporkan bapak Prof.Zakir Sabara karena diduga telah membagikan sembako untuk tujuan politik,” terang Andi Asrul.
Laporan di Bawaslu Sulsel diungkapkan masuk dan sudah teregistrasi dengan Nomor : 030/PL/PG/Prov/27.00/XI/2024.
“Selain laporan, kami juga menyertakan bukti rekaman video dari temuan 10.000 paket sembako milik Prof Zakir Sabara, yang berupa paket berisikan beras, minyak goreng, gula pasir, susu anak-anak,”
“Kami juga sertakan rekaman suara pengakuan penerima sembako serta rekaman suara yang membagikan sembako yang tujuannya untuk memenangkan paslon tertentu,” kata Andi Asrul.
Dari laporan ini, Andi Asrul berharap adanya proses penyelidikan secara menyeluruh terkait sumber aliran dana dari pengadaan ribuan paket sembako yang jumlahnya fantastis tersebut.
“Kami juga meminta aliran dana dari 10 ribu paket sembako itu diusut dengan tuntas. Karena dari informasi yang kami himpun, ada indikasi bahwa paket ini diduga asalnya dari barang bantuan kemanusiaan atau bencana alam,”
“Jika ini terbukti, maka itu adalah sesuatu hal yang parah karena bukan pada peruntukannya,” ungkap Andi Asrul.
Seperti diberitakan sebelumnya, adanya temuan 10 ribu paket sembako di sebuah rumah warga di Desa Patangkai, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Kamis (21/11/2024) sempat membuat masyarakat heboh.
Hingga saat ini, tujuan pendistribusian paket tersebut masih ramai diperbincangkan serta menuai sorotan publik yang masih menunggu kejelasan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan atau konfirmasi secara resmi dari Prof.Zakir Sabara terkait masalah tersebut, meski beberapa awak media telah berusaha menghubunginya. (*/sw)