BERITABERSATU.COM, JOMBANG – Pembelajaran Muatan Lokal (Mulok) keagamaan program di Kabupaten Jombang Jawa Timur, dinilai efektif dan membentuk karakter menjadi religius sehingga tidak terpengaruh pada hal-hal negatif.
Mulok keagamaan merupakan program gagasan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang era kepemimpinan Bupati Mundjidah Wahab bersama Wabup Sumrambah.
Program tersebut tertuang dalam Peraturan Bupati (PERBUP) Nomor 41 Tahun 2019 tentang Kurikulum Muatan Lokal Keagamaan dan Pendidikan Diniyah pada Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.
“Alhamdulillah anak saya ada perkembangan positif, baik salatnya maupun bacaan Alqurannya, kadang dia hafalan surat pendek,” kata seorang wali murid SDN di Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, Teguh Setiawan (46), Senin (18/11/2024).
Wali murid lain, Anang (50) mengatakan kurikulum kepesantrenan itu selama ini hanya ditemui di sekolah lingkungan pesantren, seperti Rejoso, Tebuireng, Denanyar dan Tambakberas.
Namun, setelah ada Perbup Nomor 41 Tahun 2019 ini, sekolah diluar naungan pesantren diberlakukan sama. “Ya kita memang butuh itu, terutama akhlak ya, kalau diniyah kan diajarkan kitab tantang akhlak,” ujar orang tua dari salah satu siswa SMP di Kecamatan Jombang tersebut..
Anang mengungkapkan, Jombang adalah Kota Santri maka kurikulum tentang Mulok keagamaan dan diniyah itu memang harus ada. “Saya rasa ini harus ada dan bagus, apalagi julukan Jombang adalah Kota Santri,” ucapnya.
Para wali murid pun mengucapkan terima kasih kepada Mundjidah dan Sumrambah yang telah menggagas program mulok saat mereka menjabat. Sebab, program tersebut membuat anaknya menjadi agamis.
M Yahya Ashari, akademisi Unipdu Jombang menilai adanya Perbup Tentang Kurikulum Muatan Lokal Keagamaan dan Pendidikan Diniyah pada Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Jombang bisa memberikan hak yang sama pada satuan pendidikan.
“Ini bisa menjadi karakter siswa ya, siswa Kota Santri, juga bisa memberikan hak kepada siswa, belajar ilmu agama tidak harus memasukkan ke pendidikan di lingkungan pesantren, Dinas Pendidikan sudah bisa menjawab itu melalui Perbup,” katanya kepada wartawan.
Namun, ketika ingin mendalami lebih jauh, anak-anak didik bisa dimasukkan pesantren.“Jombang sudah bisa menjawab semua itu,” ujarnya..
Ia mengungkapkan aktualisasi program tersebut bisa mencetak karakter siswa yang agamis, hal itu dinilai penting khususnya untuk pendidikan dasar.
Diakui Yahya memang ada beberapa evaluasi yang harus dilakukan oleh Pemkab dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang. Khususnya soal kesejahteraan guru Mulok agama, diniyah dan jenjang karir tenaga pendidik. (ZA)