MAKASSAR, BB – Seorang ibu 4 anak di
Hari Kartini yang jatuh pada 21 April 2024 jadi hari bahagia untuknya. Ia Ibu Asrianty (40 thn), ini mendapat perhatian oleh Ketua PD TIDAR Sulsel, Andi Seto Asapa (ASA).
Hal itu diketahui saat Andi Seto berkunjung lansung ke rumah Ibu yang suaminya telah berpulang itu. Karena berjuang sebagai Ibu merupakan tulang punggung rumah tangga dari 4 anak dan juga Ibu serta saudaranya dalam berjibaku kehidupan hingga membuat Andi Seto terpanggil lantaran terkejut dengan perjuangan Ibu Asrianty.
Diketahui Moment hari Kartini diinisiasi oleh Ketua PD TIDAR Sulsel Andi Seto Asapa (ASA), selain berkunjung ke rumah Asrianty, ia juga memberikan santunan dan juga kejutan bagi putrinya yang berulang tahun.
Awalnya, tamu yang datang tiba-tiba ke rumah kontrakannya yang sempit di Jalan Deppasawi Dalam, Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate itu sama sekali tak dikenalnya. Dia baru tahu, setelah beberapa warga datang dan membisikinya, jika pria muda dengan pakaian sederhana itu adalah Andi Seto Asapa, Ketua TIDAR Sulsel yang santer di sebut bakal calon wali kota Makassar.
“Saya kaget dan hampir tak percaya jika tamu yang berkunjung ke rumah saya itu adalah orang penting. Bahkan, saya dengar, Pak Andi Seto itu ternyata Bupati Sinjai yang baru selesai menjabat,” katanya.
Kendati demikian mengaku sangat terharu bercampur senang, setelah tamu penting itu ternyata datang hanya untuk memberinya penghargaan sebagai Kartini Sejati masa kini.
Pada kesempatan itu juga, Andi Seto memberi kue ulang tahun kepada Fitrah (7) anak dari Asriyanti yang kini sedang mengenyam bangku sekolah.“Terima kasih Pak,” ucap Fitrah seusai dinyanyikan lagu ulang tahun oleh Andi Seto.
Seusai kegiatan itu, Andi Seto saat ditanya wartawan perihal kedatangannya yang mengejutkan warga itu dilakukan untuk memberi pesan penting, bahwa Hari Kartini pada 21 April itu tak boleh berhenti hanya pada isu emansipasi.
Lebih dari itu, kata dia, hari Kartini juga harus bermakna luas yang sesuai dengan tuntutan masa kini. Salah satunya, adanya pesan kuat tentang perjuangan dan pengorbanan seorang wanita, baik dalam kontek keluarga, maupun dalam kehiupan sosial di masyarakat.
Menurut Andi Seto, seorang wanita yang berjuang sendiri tanpa lelah untuk menghidupi keluarganya supaya bisa memberinya makan dan menyekolahkan anak-anaknya, adalah juga pesan Kartini.
Termasuk, kata Andi Seto, sosok wanita pejuang seperti Asrianty. Demi menghidupi keempat anaknya dan merawat ibunya yang renta dan sakit-sakitan, Asrianty yang sudah menjanda itu rela kerja serabutan, mulai dari jualan gorengan, pop ice dan menjadi pembantu rumah tangga.
“Nah, Ibu Asrianty itu yang sejatinya Kartini masa kini. Kalau dulu kita menganggap Kartini itu sebagai pejuang emansiapasi, tapi hari ini, Kartini juga harus dimaknai sebagai pejuang keluarga,” katanya.
Karena itulah, kata Andi Seto, dirinya merasa terpanggil untuk datang ke tempat tinggal Asrianty, hanya ingin memberinya apresiasi, penghormatan, sekaligus penghargaan atas keuletannya, keikhlasannya dan pengorbanannya menjadi tulang punggung keluarga.
Meskipun, lanjut Andi Seto, dirinya tahu bahwa banyak Kartini-Kartini lain selain Asrianty yang juga memiliki semangat berjuang dan berkorban dalam menghidupi keluarganya.
“Paling tidak, lewat penghargaan ini, saya ingin memberi pesan kepada siapa saja, khususnya para politisi dan pejabat untuk tidak menutup mata, bahwa di tengah masyarakat kita itu masih banyak Ibu-ibu yang berjuang sendirian untuk menghidupi keluarganya,” tandasnya. (*)